in ,

Qasir Ungkap Strategi Bertahan UMKM saat Pandemi

umkm

Pajak.com, Jakarta – Proses transformasi digital UMKM dapat dilihat melalui peningkatan jumlah pengguna e-commerce di Indonesia. Tercatat bahwa pertumbuhan volume transaksi e-commerce pada September 2020 mengalami peningkatan 79,38 persen secara tahunan (YoY), atau sebesar 150,16 juta transaksi dengan jumlah UMKM yang berhasil go digital melampaui 9 juta.

Ini merupakan tanda bahwa UMKM Indonesia sangat berpeluang rebound dari dampak pandemi Covid-19 di tahun ini. CEO Qasir Michael Williem mengatakan, sebagian UMKM bisa berhasil bertahan selama masa pandemi karena mengandalkan ICT (information, communication, dan technology). Adopsi teknologi ini bisa jadi focal point pendongkrak transaksi hingga ratusan persen.

Michael mengemukakan, sebagai perusahaan penyedia platform point of sale (POS) untuk usahawan nano dan mikro, Qasir mendapati mitra-mitra usahawan yang bertahan adalah mereka yang sigap melakukan adaptasi—baik itu adaptasi penerapan protokol kesehatan, juga adaptasi teknologi.

Baca Juga  BI Siapkan Rp 197 T untuk Penukaran Selama Ramadan dan Idulfitri

“Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing. Misalnya, ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman online, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar terus,“ terang Michael pada keterangan pers yang diterima pajak.com, Rabu (10/2).

Strategi lain menurut Michael adalah kemampuan pelaku UMKM untuk menarget kebutuhan baru yang muncul di era kenormalan baru.

“Saat ini, kita lihat ada kopi kemasan literan, kue-kue kekinian yang biasanya ada di kafe high-end sekarang bisa dibeli dengan harga terjangkau. Belum lagi jika bicara soal segmen bisnis hobi seperti tanaman hias, kerajinan, dan lainnya. Banyak sekali usaha-usaha baru justru bermunculan di masa pandemi dan menarget generasi milenial yang digital savvy ini sebagai pangsa pasar,” jelasnya.

Baca Juga  Kemenves/BKPM Terbitkan 8 Juta Nomor Induk Berusaha

Michael menambahkan, langkah serius yang bisa dilakukan UMKM yakni mulai mengusahakan agar bisnis punya status formal dan merapikan pencatatan usaha.

“Misalnya untuk usahawan baru yang sebelumnya masih mengandalkan proses manajerial bisnis secara manual, mulai dari arus kas, pengecekan stok barang hingga operasional inventaris lainnya, dapat mulai beralih ke layanan digital. Dengan begitu, pelaku bisnis dapat fokus pada perencanaan bisnisnya,” katanya.

Michael akui, banyak bermunculannya pelaku usaha baru ini berdampak positif pada bisnisnya di tahun lalu. Qasir mencatat pertumbuhan penggunanya yang mencapai 500.000 lebih di tahun yang penuh dengan tekanan tersebut. Ia pun cukup optimistis UMKM Indonesia dapat kembali pulih di tahun 2021, seraya berharap akan lebih banyak usahawan mikro yang memulai adaptasi teknologi dan digitalisasi untuk mempermudah kegiatan operasionalnya.

Baca Juga  XL Axiata Raih Sertifikat “Carbon Disclosure Project”

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *