Menu
in ,

Spanyol Pungut Pajak Perbankan untuk Tekan Inflasi

Pajak.com, Madrid – Spanyol segera mengenakan pajak baru pada bank-bank besar dan perusahaan energi, untuk menghasilkan miliaran euro dan bakal dimanfaatkan sebagai pengurang dampak rekor inflasi yang terjadi di negara ini. Adapun retribusi pada lembaga keuangan dan perusahaan energi rencananya akan berlangsung selama dua tahun, yakni pada 2023–2024.

Pemerintah Spanyol berharap akan mengumpulkan sekitar 1,5 miliar euro atau sekitar Rp 22,948 triliun per tahun dari pengenaan pajak untuk institusi perbankan; sementara pajak tak terduga (Windfall Tax) pada perusahaan energi yang telah diuntungkan dari lonjakan harga, diprediksi akan mengumpulkan 2 miliar euro per tahun.

Setelah bertemu dengan para CEO bank dan Gubernur Bank Spanyol Pablo Hernandez de Cos pada Jumat waktu setempat (22/7), Menteri Ekonomi Spanyol Nadia Calvino mengatakan bahwa pajak akan diperkenalkan ke parlemen pekan depan, tetapi tidak memberikan informasi tentang desain aturan pajaknya.

“Keputusan telah dibuat. Sebagian besar warga Spanyol memahaminya dan mendukungnya karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata Calvino kepada awak media di Madrid, Spanyol, Jumat waktu setempat (22/7).

Pada hari Kamis, Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Calvino mengatakan, hal itu pasti akan meningkatkan pendapatan bagi pemberi pinjaman. Pekan lalu, dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan pemerintah menyiapkan pungutan di bawah 5 persen untuk pendapatan bunga bersih dan komisi perbankan. Namun, setelah pertemuan hari Jumat itu, perwakilan bank justru masih belum mengetahui rinciannya.

“Kami prihatin dengan pajak ini dan kami pikir ini bukan waktu yang tepat atau langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah di atas meja,” kata Presiden Asosiasi Perbankan Spanyol Alejandra Kindelan.

Sementara Juru bicara Asosiasi Perbankan Spanyol AEB Jose Luis Martinez mengemukakan bahwa kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa tidak serta merta memastikan peningkatan profitabilitas bank, juga tidak diterjemahkan menjadi keuntungan luar biasa—melainkan sebagai respons terhadap kenaikan inflasi dan dapat menyebabkan aktivitas ekonomi berkurang.

Calvino menuturkan, dampak invasi Rusia ke Ukraina harus ditangani dengan cara yang berkelanjutan untuk keuangan publik. Konflik telah menyebabkan energi dan beberapa harga pangan melonjak, mendorong inflasi di Spanyol ke level tertinggi sejak 1980-an.

“Ini harus dimulai dengan sektor-sektor yang menghasilkan keuntungan luar biasa yang harus berkontribusi untuk membiayai respons terhadap perang ini,” ucapnya.

Di sisi lain, bankir senior mengatakan kepada Reuters bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi tidak boleh dianggap sebagai keuntungan luar biasa, karena suku bunga negatif telah membebani bank selama beberapa tahun.

Pajak bank tidak akan mengikuti rute yang biasa disetujui oleh kabinet dan sebaliknya akan ditetapkan pada jalur cepat parlemen, di mana kelompok-kelompok politik mengajukan proposal ke majelis rendah. Pemerintah Spanyol memang tidak akan memberikan perincian tentang tarif yang direncanakan atau bagaimana pungutan akan bekerja, tetapi memastikan kalau pungutan itu hanya akan berlaku untuk perusahaan dengan omzet di atas 1 miliar euro.

Rencana pungutan ini pertama kali diungkapkan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada 12 Juli lalu. Hal ini mengejutkan para eksekutif bank ketika ia mengungkapkan ingin mengenakan retribusi kepada pemberi pinjaman selama dua tahun dan mencapai penerimaan negara senilai 3 miliar euro untuk membantu Spanyol melunakkan pukulan inflasi.

Sanchez menyebut, hasil dari pajak rencananya akan dialokasikan untuk membantu orang-orang yang berjuang dengan biaya hidup yang melonjak. Namun, di sisi lain, rencana ini berhasil meningkatkan ketegangan antara Sanchez dan pebisnis besar di Spanyol.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version