Pemerintah Telah Tarik Utang Baru Rp250 Triliun Hingga Kuartal I-2025, Sri Mulyani: “On Track”
Pajak.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa realisasi pembiayaan anggaran hingga kuartal I-2025 berjalan sesuai rencana. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp250,0 triliun atau mencapai 40,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 Rp775,9 triliun.
“Realisasi pembiayaan anggaran on track, mencapai Rp250,0 triliun atau 40,6 persen dari target APBN,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, dikutip Pajak.com pada Senin (28/4).
Realisasi tersebut terdiri dari pembiayaan utang sebesar Rp270,4 triliun atau 34,8 persen dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp775,9 triliun, serta pembiayaan non-utang sebesar minus Rp20,4 triliun. Untuk memenuhi pembiayaan utang, pemerintah mengandalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai neto Rp282,6 triliun, sedangkan realisasi pinjaman neto tercatat minus Rp12,3 triliun.
Sri Mulyani menegaskan bahwa strategi pembiayaan ini dilaksanakan secara hati-hati, memperhatikan outlook defisit anggaran, likuiditas pemerintah, dinamika pasar keuangan, dan keseimbangan antara biaya serta risiko utang.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menyampaikan laporan kinerja APBN kuartal I-2025, dimana defisit anggaran tercatat sebesar Rp104,2 triliun atau 0,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetap dalam batas aman. Keseimbangan primer pun mencatatkan angka positif sebesar Rp17,5 triliun, sementara posisi kas pemerintah mengalami surplus mencapai Rp145,8 triliun atau Saldo Anggaran Lebih (SILPA).
Kinerja pendapatan negara dan hibah hingga Maret 2025 menunjukkan angka Rp516,1 triliun atau setara 17,2 persen dari target APBN, sedangkan belanja negara mencapai Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari pagu anggaran. Tren belanja mengalami penguatan signifikan khususnya pada bulan Maret 2025, menunjukkan pola serapan anggaran yang membaik.
Di sisi penerimaan perpajakan, pemerintah membukukan capaian sebesar Rp400,1 triliun atau 16,1 persen dari target APBN 2025. Sri Mulyani menekankan bahwa terjadi pembalikan tren menjadi positif, terutama pada penerimaan pajak yang melonjak signifikan pada Maret 2025. Pada bulan tersebut, penerimaan pajak mencapai Rp134,8 triliun, meningkat tajam dibandingkan Februari 2025 yang hanya mencapai Rp98,9 triliun.
“Penerimaan bulan Maret 2025 tersebut mencapai 41,8 persen dari total realisasi akumulasi penerimaan pajak pada triwulan-I 2025 sebesar Rp322,6 triliun,” jelas Sri Mulyani.
Peningkatan ini ditopang oleh berbagai program reformasi perpajakan, khususnya perbaikan administrasi dan implementasi Coretax. Kinerja positif tersebut menunjukkan bahwa program reformasi penerimaan negara berjalan sesuai harapan. Dengan pelaksanaan reformasi perpajakan yang lebih optimal, pemerintah berharap proses penarikan pajak ke depan menjadi lebih efisien dan penerimaan pajak akan terus tumbuh secara lebih kuat.
“Kenaikan penerimaan pajak menurut jenis pajak, rumah tangga dan sektor ekonomi menunjukkan bahwa perekonomian dan daya beli konsumen secara umum masih tetap kuat,” jelasnya.
Comments