Pajak Buffett Ibarat Setinggi Pesawat saat Terbang
Pajak.com, Amerika Serikat – Investor terkemuka dunia, Warren Edward Buffett, memamerkan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan kepada para investor perusahaanya, Berkshire Hathaway Inc. Buffett menyebut, perusahaannya telah membayar pajak sebesar 32 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 468,6 triliun sepanjang 2021 hingga 2022. Pajak Buffett ibarat setinggi pesawat saat terbang. Ia mengilustrasikan, apabila uang pajak itu ditumpuk, maka tingginya sekitar tiga kali lipat ketinggian pesawat komersial saat terbang di angkasa.
“Bayangkan 32 miliar dollar AS ditumpuk ke atas, maka tumpukan itu akan setinggi lebih dari 21 mil (setara 33 kilometer), atau sekitar tiga kali lipat ketinggian pesawat komersial terbang di angkasa,” ujar Buffett dikutip Pajak.com, (28/2).
Selain itu, ia juga mengilustrasikan, jika uang senilai 1 juta dollar AS dikonversikan ke pecahan 100 dollar AS, maka uang pajak yang disetorkan perusahaannya dapat mencapai tinggi dada orang dewasa bila ditumpuk.
Dalam catatan Buffett, total penerimaan pajak yang dihimpun oleh Departemen Keuangan AS (Department of The Treasury) selama dekade terakhir tercatat senilai 32,3 triliun dollar AS.
“Maka, seandainya ada sekitar 1.000 Wajib Pajak di AS yang serupa dengan Berkshire Hathaway, maka perusahaan lain atau sebanyak 131 juta rumah tangga di AS tidak perlu membayar pajak apapun ke pemerintah,” kata Buffett.
Sekilas mengulas, Buffett adalah seorang pengusaha sekaligus investor asal AS ternama di dunia. Buffett berhasil mengumpulkan kekayaan berkat kemampuan dan kepandaiannya dalam berinvestasi melalui perusahaan konglomerasi yang didirikan Buffett, yaitu Berkshire Hathaway.
Pria kelahiran 30 Agustus 1930 ini berkuliah di University of Pennsylvania selama dua tahun 1947 hingga 1949. Di tahun 1950, ia menempuh pendidikan di University of Nebraska–Lincoln dan berhasil lulus di bidang administrasi bisnis. Buffett melanjutkan pendidikannya di Columbia University, karena analis keuangan ternama dunia, Benjamin Graham dan David Dodd, mengajar di sana.
Buffett pun lulus dari Columbia University dan meraih gelar Master of Science di bidang ekonomi. Ia pun bekerja di perusahaan ayahnya, yakni Buffett-Falk and Co, di Omaha dari tahun 1951 hingga 1954. Kemudian, ia memperluas pengalaman dengan bekerja di Graham-Newman Corp di New York—perusahaan milik Benjamin Graham—mantan profesornya di Columbia Business School. Di sana, Buffett dipercaya sebagai analis sekuritas. Sekitar tahun 1956–1969, Buffett bekerja sebagai mitra umum di Buffett Partnership, Ltd., Omaha. Selanjutnya, menduduki jabatan sebagai CEO Berkshire Hathaway, mulai tahun 1970 hingga sekarang.
Di bawah nakhodanya, Berkshire Hathaway mencatatkan keuntungan sebesar 40 miliar dollar AS atau setara Rp 589 triliun (kurs Rp 14.725 per dollar AS) di tahun 2020. Keputusan Buffett membeli saham perusahaan teknologi, seperti Apple, membantu Berkshire Hathaway mampu menghadapi badai pandemi. Keputusan itu dilakukan ketika bisnis lainnya, seperti asuransi dan energi mendapat tekanan besar di tengah pandemi.
Kini, Berkshire Hathaway memiliki saham Apple mencapai 40 persen dari portofolio ekuitas. Sebenarnya, Berkshire Hathaway telah membeli 10 juta saham Apple pertamanya pada Mei 2016. Kemudian, dalam kurun waktu empat tahun, Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikannya menjadi 245 juta saham Apple. Hingga akhir 2020, nilai saham itu bernilai lebih dari 95 miliar dollar AS atau setara Rp 1.398,8 triliun. Dengan keuntungan perusahaanya itu, Buffet pun didaulat sebagai orang terkaya nomor lima di dunia versi laporan Bloomberg Billionaires Index tahun 2022.
Comments