Menu
in ,

Industri Baterai Listrik Akan Tingkatkan Penerimaan Pajak

Industri Baterai Listrik

FOTO: Sekab Republik Indonesia

Pajak.com, Batang – Presiden Joko Widodo meresmikan Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi, di Kawasan Industri Terpadu (KIT), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, (8/6). Jokowi menyatakan, ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai hilir, sehingga memiliki beragam manfaat bagi Indonesia. Salah satunya, berpotensi meningkatkan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hingga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Total investasi ini juga bukan jumlah yang sedikit Rp 142 triliun. Kalau didolarkan 9,8 miliar dollar AS. Negara akan mendapatkan income, negara akan mendapatkan pendapatan tambahan dari investasi ini, baik yang berupa PPh badan, PPh karyawan, PPN-nya, kemudian PNBP-nya. Semuanya akan kita dapatkan dan juga memperkuat neraca perdagangan kita, meskipun sekarang sudah surplus selama lebih dari 20 bulan. Dan kita harapkan mampu menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” ungkap Jokowi usai meresmikan Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi, yang disiarkan secara virtual, (8/9).

Selain itu, investasi ini juga akan menyerap tenaga kerja hingga 20 ribu orang, serta menambah devisa negara karena hampir semua industri yang masuk ke KIT Batang berorientasi ekspor.

“Investasi pertama di dunia yang integrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir. Dimulai dari nikel, smelter, prekusor, katode. Lalu, baterai listrik, hingga mobil listrik masih ditambah lagi dengan industri daur ulang baterai dari hulu sampai hilir, end to end sampai semuanya. Dan yang paling saya senang, menyerap karyawan, sumber daya manusia, tenaga kerja kita 20 ribu orang. Ini jumlah yang tidak kecil. Di mana-mana di dunia sekarang ini pembukaan lapangan kerja merupakan kunci,” ungkap Jokowi.

Ia menyebutkan, pengembangan baterai listrik terintegrasi tersebar di beberapa kawasan di Indonesia. Dari sisi pertambangan, peleburan smelter untuk nikel berlokasi di Halmahera, Maluku Utara. Kemudian, untuk industri pemurnian, prekursor, serta katode ada di KIT Batang, Jawa Tengah. Selanjutnya, pabrik baterai tengah dibangun di Karawang dan pabrik mobil listrik berada di Cikarang.

“Investasi ini tersebar sangat baik. Selain itu, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, saya berharap Indonesia bisa menjadi produsen pertama dari produk-produk yang berbasis nikel. Indonesia akan menjadi produsen utama produk-produk barang yang berbasis nikel, seperti litium baterai, baterai listrik, baterai kendaraan listrik. Dan ini merupakan sebuah kesempatan besar, merupakan kesempatan emas untuk membangun ekonomi hijau ke depan seperti yang kita rencanakan,” ungkap Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, tahap pembangunan proyek di KIT Bantang sudah masuk pengembangan lahan seluas 1.000 hektare. Beberapa perusahaan yang masuk berinvestasi, antara lain LG Corporation (Korea Selatan) dan Hon Hai Precision Industry Co., Ltd atau Foxconn (Taiwan).

“Sebesar 1.000 hektare tahap kedua ini ada LG sendiri masuk ke 275 hektare, kemudian Foxconn juga masuk di tahap kedua. Insyaallah, kalau memang dari Amerika Serikat ini positif masuk, tempatnya juga di sini. Kami yakin, 2023 akhir, menjelang 2024, target kami minimal 50 persen dari 4.300 hektare di Batang ini juga akan terisi penuh,” ungkap Bahlil.

Selain Bahlil, Jokowi juga turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hadir pula Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia Park Tae-sung, dan Presiden LG Energy Solution Bang Soo Lee.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version