in ,

India Kaji Pemangkasan PPh Orang Pribadi untuk Kelas Menengah

india pph orang pribadi
FOTO : IST

India Kaji Pemangkasan PPh Orang Pribadi untuk Kelas Menengah

Pajak.comNew Delhi — Pemerintah India masih mengkaji penerapan kebijakan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi, dengan pendapatan hingga 1,5 juta rupee (sekitar Rp 273 juta) per tahun. Menurut Pemerintah India, kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan keringanan bagi kelas menengah, sekaligus mendorong konsumsi di tengah perlambatan ekonomi yang terus berlanjut.

Pemerintah India mengungkapkan, pemotongan pajak ini bisa menguntungkan puluhan juta pembayar pajak, khususnya masyarakat perkotaan yang tertekan oleh tingginya biaya hidup. Jika diterapkan, pemotongan ini akan berlaku bagi Wajib Pajak yang memilih sistem pajak baru yang diperkenalkan pada 2020 silam. Dalam sistem ini, pendapatan tahunan sebesar 300 ribu rupee hingga 1,5 juta rupee dikenakan pajak antara 5 persen hingga 20 persen, sementara bagi Wajib Pajak dengan pendapatan lebih tinggi dikenakan pajak sebesar 30 persen.

Baca Juga  Siapa Saja yang Dapat Ditunjuk sebagai PIC dalam ”Core Tax”?

Pemerintah India nantinya bakal menawarkan dua pilihan sistem pajak kepada warganya. Sistem pajak lama dengan beberapa pengecualian, seperti potongan untuk sewa rumah dan asuransi. Lalu, ada juga sistem pajak baru yang lebih sederhana menawarkan tarif pajak yang lebih rendah, tetapi tidak memberikan pengecualian seperti itu.

Namun, hingga saat ini Pemerintah India belum memutuskan besaran pemotongan pajak tersebut, dengan keputusan akhir yang kemungkinan besar baru akan diambil mendekati tenggat waktu anggaran tahunan pada 1 Februari 2025.

“Langkah ini bertujuan mendorong lebih banyak orang untuk memilih sistem pajak baru yang lebih sederhana,” kata salah satu sumber pemerintah kepada Reuters, dikutip Pajak.com, Sabtu (28/12).

Bagi Pemerintah India, pemotongan pajak ini diharapkan dapat mengatasi sejumlah masalah yang dihadapi kelas menengah, termasuk tekanan ekonomi akibat tingginya inflasi pangan dan biaya hidup yang semakin mahal. Pasalnya, inflasi di negara dengan populasi terbesar di dunia ini berdampak pada penurunan daya beli masyarakat untuk barang-barang seperti kendaraan, produk rumah tangga, hingga kebutuhan pribadi.

Baca Juga  PPN 12 persen, Regresif pada Masyarakat Miskin dibanding Kaya?

Selain itu, Pemerintah India juga menghadapi tekanan politik dari kalangan kelas menengah atas tingginya pajak di tengah pertumbuhan upah yang tidak mampu mengimbangi laju inflasi. Pada kuartal kedua 2024, pertumbuhan ekonomi India tercatat melambat hingga mencapai titik terendah dalam tujuh kuartal terakhir.

Ekonom Utama India V Anantha Nageswaran baru-baru ini pun mengkritik kesenjangan antara keuntungan korporasi yang mencapai rekor tertinggi selama 15 tahun dan stagnasi upah pekerja. “Keseimbangan antara keuntungan perusahaan dan pendapatan pekerja perlu diperbaiki. Tanpa keseimbangan ini, tidak akan ada permintaan yang cukup dalam perekonomian untuk membeli produk-produk korporasi,” ungkapnya.

Langkah pemotongan pajak ini, jika disetujui, diyakini akan memberikan lebih banyak pendapatan yang bisa dibelanjakan oleh masyarakat kelas menengah, yang pada gilirannya dapat membantu memacu kembali konsumsi domestik dan menggerakkan roda ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia tersebut. Di sisi lain, peningkatan konsumsi ini sangat diharapkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi India yang sedang melambat akibat berbagai tantangan, termasuk inflasi pangan dan menurunnya permintaan terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga  IKPI Harap Kemenkeu Buka Kembali Pendaftaran Ulang Izin Konsultan

Dengan adanya keringanan pajak, diharapkan daya beli masyarakat meningkat sehingga bisa menghidupkan kembali berbagai sektor yang selama ini mengalami penurunan. Namun, meski banyak pihak yang mendukung kebijakan ini, pemerintah India masih harus mempertimbangkan dampak pemotongan pajak terhadap penerimaan negara.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *