Bea Cukai Perkuat Peran sebagai Penjaga dan Pendorong Ekonomi
Pajak.com, Jakarta – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC/Bea Cukai) semakin menegaskan perannya sebagai penjaga sekaligus pendorong ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih bergejolak. Melalui strategi pengawasan yang ketat dan fasilitasi perdagangan yang efektif, Bea Cukai mendukung kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Langkah Bea Cukai untuk memperkuat peran tersebut tecermin dalam kinerja penerimaan negara yang terus menunjukkan tren positif. Hingga April 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp100 triliun atau setara 33,1 persen dari target APBN, meningkat 4,4 persen secara tahunan.
Lonjakan ini utamanya didorong oleh kenaikan signifikan penerimaan bea keluar dari produk sawit yang mencapai Rp9,3 triliun, naik delapan kali lipat dibanding tahun lalu, seiring kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan ekspor produk turunannya seperti RBD palm olein.
Selain itu, penerimaan bea keluar dari ekspor konsentrat tembaga juga memberikan kontribusi yang besar dengan nilai Rp1,8 triliun. Tiongkok tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor sawit dan tembaga Indonesia.
Meskipun bea masuk dan cukai mencatatkan kontraksi tipis masing-masing sebesar 1,9 persen dan 1,4 persen secara tahunan, struktur penerimaan tetap kuat, mencerminkan pola konsumsi dan aktivitas industri yang mulai beradaptasi di tengah dinamika global.
“Peran Bea Cukai bukan hanya mengumpulkan penerimaan, tetapi juga memastikan barang-barang ilegal tidak merusak pasar domestik serta melindungi masyarakat,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Kamis (5/6/25).
Hingga April 2025, Bea Cukai telah melakukan 9.264 penindakan dengan nilai tangkapan mencapai Rp3,5 triliun, melonjak 66,1 persen secara tahunan. Barang hasil penindakan didominasi oleh hasil tembakau ilegal, minuman mengandung etil alkohol (MMEA), tekstil, gadget, serta besi dan baja.
Penindakan terhadap narkotika, psikotropika, dan prekusor (NPP) juga meningkat signifikan, tercatat sebanyak 471 penindakan dengan barang bukti mencapai 3,8 ton, meningkat 117,8 persen dibandingkan tahun lalu. “Kinerja pengawasan ini menunjukkan komitmen kami dalam melindungi masyarakat dan mengamankan perekonomian nasional dari risiko penyelundupan dan peredaran barang terlarang,” tegas Budi.
Di sisi fasilitasi, Bea Cukai terus mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi melalui kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE). Nilai ekspor dari kawasan berikat tercatat sebesar 32,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau tumbuh 11,1 persen, sedangkan impor meningkat 13,3 persen menjadi 10,7 miliar dolar AS. Investasi barang modal juga mengalami kenaikan 2,7 persen menjadi lebih dari 1 miliar dolar AS.
“Di tengah arus global yang sangat dinamis, peran fasilitasi kepabeanan menjadi jembatan penting antara kebijakan pemerintah dan pelaku usaha. Kami ingin ekosistem perdagangan nasional tetap kompetitif,” kata Budi.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor serta strategi responsif terhadap dinamika global menjadi kunci bagi APBN untuk terus menopang fondasi ekonomi nasional. Bea Cukai pun siap mendukung terciptanya ekosistem perdagangan yang sehat, berdaya saing, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Comments