Menu
in ,

Pengrajin Tahu Tempe Harapkan Intervensi Pemerintah

Pengrajin Tahu Tempe Harapkan Intervensi Pemerintah

FOTO: IST

Kenaikan harga kedelai saat ini sedang dibicarakan secara umum. Seiring dengan kenaikan harga kedelai, harga tahu dan tempe ikut naik. Per 21 Januari 2022 hingga 23 Januari 2022, merupakan pemogokan bagi para pengrajin tahu dan tempe. Pemogokan tersebut disebabkan oleh tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu. Saat ini, harga bahan baku tempe dan tahu sudah mencapai Rp.11.500 per kilogram dari yang sebelumnya berkisar Rp. 9000. Hal ini menyebabkan pengrajin memutar otak karena bahan baku naik, ongkos produksi pembuatan tahu tempe pun bertambah, konsumen merasa keberatan dengan harga yang lebih tinggi, dan konsumen terpaksa berhenti membeli tahu dan tempe. Ujung-ujungnya kembali ke pengrajin tahu dan tempe yang dirugikan.

Pengrajin tahu dan tempe mengharapkan intervensi pemerintah dalam harga kedelai impor yang tinggi. Jika harga kedelai kembali stabil, pemogokan tahu dan tempe tidak akan bertahan lama dan konsumen akan mendapatkan harga yang wajar untuk tahu dan tempe. Naiknya harga kedelai global disebabkan oleh restrukturisasi miliaran babi di Cina yang membutuhkan kedelai dalam jumlah besar, sehingga harga kedelai melonjak. Selain itu, adanya La Nina di Amerika Latin berdampak pada Brasil dan Argentina sebagai pemasok kedelai terbesar mengakibatkan terganggunya pasokan kedelai internasional.

Indonesia sendiri sangat bergantung pada kedelai impor. Sebab kualitas kedelai lokal masih kalah dengan produksi luar negeri. Kedelai lokal yang ditemui biasanya berukuran kecil sehingga hasilnya tidak bisa maksimal. Hal ini dikarenakan kedelai cocok ditanam di negara subtropis yang memiliki empat musim sedangkan Indonesia beriklim tropis dengan hanya dua musim. Hampir 80% kebutuhan kedelai dalam negeri berasal dari kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat, Brazil, dan negara lain. Dalam hal ini, pengrajin tahu dan tempe juga menginginkan pemerintah memiliki solusi untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri selain intervensi pemerintah terkait kenaikan harga kedelai. Produsen tahu dan tempe ingin pemerintah bertindak agar harga kedelai tidak naik setiap tahunnya.

 

* Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas: Ekonomi, Jurusan D-IV Ilmu Administrasi Perkantoran, Angkatan 2021

*Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version