Menu
in ,

Kerjasama Local Currency Settlement, Indonesia dan China

Bank Indonesia dan Bank Sentral China (PBOC) sepakat melakukan kerjasama local currency settlement (LCS), yaitu kerjasama dalam penyelesaian transaksi bilateral dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara. Sehingga nasabah Indonesia dapat mengirimkan uang ke China dalam bentuk rupiah dan sebaliknya. Implementasi kerjasama tersebut sejak September 2021.

Implementasi kerjasama local currency settlement Indonesia dan China ini disambut baik oleh para pengusaha yang tergabung dalam Lembaga Kerjasama Ekonomi dan Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok atau Lembaga Indonesia-Tiongkok (LIT) maupun Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Alim Markus, selaku wakil ketua umum LIT mengatakan bahwa kerjasama LCS tersebut memang sudah sangat dinantikan oleh para pengusaha dari Indonesia dan China. Selanjutnya Alim juga mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung kerjasama tersebut agar bisnis bisa berjalan lebih efisien.

Kemudian, Hariyadi selaku ketua umum Apindo juga mengatakan hal yang serupa bahwa kerjasama LCS Indonesia-China dapat membuat bisnis menjadi lebih efisien. Selain itu, Hariyadi juga berharap dengan adanya kerjasama LCS tersebut dapat terus meningkatkan investasi dan neraca perdagangan kedua negara. Menurutnya, Implementasi kerjasama LCS sudah terlihat memberikan keuntungan investasi dan neraca perdagangan beberapa waktu terakhir. Sehingga diharapkan para pelaku usaha dapat mengoptimalkan transaksi mereka dengan beralih menggunakan fasilitas pembayaran LCS.

Selain meningkatkan efisiensi dalam berusaha, kerjasama LCS juga dinilai memberikan keuntungan lainnya. Kasan Muhri, selaku kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) mengatakan bahwa dengan kerjasama LCS dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan. Serta dapat meningkatkan efisiensi dalam bertransaksi karena tidak perlu melakukan konversi mata uang berkali-kali.

Sebelum Indonesia melakukan kerjasama LCS dengan China, Indonesia sudah lebih dulu melakukan kerjasama LCS dengan beberapa negara diantaranya yaitu Thailand, Malaysia, dan Jepang.

Kerjasama LCS banyak memberikan dampak positif, terlebih lagi China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2021, ekspor nonmigas terbesar adalah ke China yaitu US$5.926,6 juta, kemudian Amerika Serikat US$2.340,1 juta, dan Jepang US$1.414,1 juta. Sehingga pada periode Januari–Oktober 2021, China tetap menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia yakni sebesar US$40.592,9 juta (23,00 persen) dengan komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi/baja, batubara, dan minyak kelapa sawit.

Selain ekspor, Indonesia juga menerima impor terbesar dari China. Selama Januari–Oktober 2021 impor China ke Indonesia sebesar US$43.722,5 juta (32,06 persen).

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan China memiliki hubungan perdagangan yang kuat. Sehingga dengan adanya kerjasama LCS tersebut dapat mengefisienkan bisnis dalam hal penyelesaian transaksi antara Indonesia dan China.

 

* Penulis Adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas: Ekonomi dan Bisnis, Jurusan: Akuntansi, Angkatan 2020

* Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini Sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version