Keefektifan Pengurangan Subsidi BBM ke Mobil Listrik
Subsidi BBM adalah salah satu alokasi dari pajak. Dengan membayar pajak berarti telah mempermudah hidup diri sendiri dan orang lain melalui penyaluran subsidi BBM oleh pemerintah yang bisa dinikmati khalayak umum. Keefektifan pengurangan subsidi BBM dialihkan ke mobil listrik.
Namun ternyata di balik kenikmatan yang selama ini dirasakan, memberikan dampak buruk untuk kehidupan masa kini dan masa depan. Semakin banyak penggunaan BBM justru akan menimbulkan banyak polusi dan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Saat ini Indonesia memiliki tekad untuk mengurangi karbon hingga mencapai net zero emission pada 2060 mendatang. Sebagai langkah nyata agar tujuan tersebut dapat tercapai, Indonesia secara bertahap telah mengembangkan atau menghadirkan mobil listrik agar penggunaan BBM dapat berkurang dan nantinya akan berdampak pada pengurangan karbon.
Namun pengalihan dari mobil berbahan bakar fosil menjadi mobil listrik tentulah tidak mudah. Karena harus ada penarik minat masyarakat agar bersedia untuk beralih kendaraan, salah satunya dalam segi harga.
Pemerintah berencana akan mengurangi subsidi BBM untuk dialihkan ke program pengembangan mobil listrik agar harganya bisa turun. Rencana tersebut didasarkan karena subsidi BBM yang selama ini digelontorkan oleh pemerintah berjumlah sangat besar yakni ditahun ini anggaran subsidi energi mencapai Rp 502 triliun sehingga ada peluang untuk mengurangi jumlah tersebut dengan mengurangi subsidi BBM yang akan digunakan ke program lain yang menjadi tujuan jangka panjang Indonesia yaitu pengembangan mobil listrik.
Terlepas dari alasan pengurangan subsidi BBM ke mobil listrik, apabila menilik ketidakpastian perkembangan harga minyak global yang cenderung naik sehingga membuat APBN harus bekerja sangat keras apabila subsidi BBM yang jumlahnya sangat besar terus dipertahankan. Oleh karena itu dengan pertimbangan yang panjang, pemerintah berencana akan mengurangi subsidi BBM untuk mengurangi harga mobil listrik.
Setiap kebijakan pasti ada konsekuensi yang akan ditanggung. Dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat apabila subsidi BBM dikurangi adalah kenaikan harga BBM. Adanya kenaikan harga BBM tentunya akan membebani masyarakat khususnya masyarakat yang ekonominya berada di kalangan bawah.
Namun walaupun nantinya harga BBM naik, perlu diketahui bahwa perbandingan kenaikan BBM dengan subsidi BBM yang diberikan pemerintah masih cukup besar. Contohnya, harga pertalite yang selama ini dinikmati jika tanpa subsidi adalah Rp17.200 per liter sedangkan harga jualnya adalah Rp7.650 per liter, berarti pemerintah memberikan subsidi per liter sebesar Rp9.550.
Isu kenaikan BBM adalah Rp10.000 per liter, dan apabila isu tersebut benar terjadi itu artinya masyarakat masih dapat menikmati subsidi BBM yang nilainya masih cukup besar yakni Rp7.200 per liter. Itu artinya subsidi masih dan akan terus bisa dinikmati oleh masyarakat walaupun nilainya berkurang.
Kemudian apabila dilihat dari sisi pajak, sebagai upaya agar penggunaan mobil listrik bisa terus berkembang, pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif pajak dengan hanya mengenakan pajak mobil listrik sebesar 10% dari nilai PKB nya. Sebagai contoh Tuan Z membeli mobil listrik dengan harga Rp300.000.000, maka perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut.
PKB = 2% x Rp300.000.000= Rp6.000.000
Pajak terutang (Insentif pajak) = 10% x Rp6.000.000 = Rp600.000
Jadi jumlah pajak terutang setiap tahun Tuan Z atas mobil listrik yang dibelinya adalah sebesar Rp600.000 bukan Rp6.000.000.
Adanya pengurangan subsidi BBM untuk dialihkan ke mobil listrik merupakan dua hal yang saling berkaitan untuk mencapai Indonesia yang lebih bersih, sehat, tanpa polusi. Dengan berkurangnya subsidi BBM berarti harga BBM akan naik dan karena kenaikan tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan mobil listrik dengan harga jual yang dapat ditekan karena adanya subsidi yang diberikan pemerintah.
Jika harga jual mobil listrik bisa lebih murah maka akan banyak masyarakat yang tertarik untuk beralih kendaraan dan pasar mobil listrik Indonesia akan ramai dan nantinya harga mobil listrik bisa turun dengan sendirinya. Hingga akhirnya semakin banyak penggunaan mobil listrik akan berdampak pada kehidupan berkelanjutan yang lebih sehat.
Kemudian jika menilik subsidi BBM untuk kendaraan konvensional, selama ada pajak, masyarakat akan tetap bisa menikmati subsidi walaupun nilainya berubah-ubah karena menyesuaikan perkembangan dan perubahan zaman. Lalu bagaimana menurut Anda apakah pengurangan subsidi BBM untuk dialihkan ke pengembangan mobil listrik merupakan keputusan yang tepat?
Comments