in ,

Uang Beredar Indonesia Capai Rp 9.044,9 Triliun pada September 2024

Uang Beredar Indonesia
FOTO: IST

Uang Beredar Indonesia Capai Rp 9.044,9 Triliun pada September 2024

Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian, atau uang beredar dalam arti luas (M2), tumbuh stabil pada September 2024. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, posisi M2 tercatat sebesar Rp 9.044,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Pertumbuhan ini relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Ramdan dalam keterangannya dikutip Pajak.com pada Rabu (23/10).

Pertumbuhan M2 pada September 2024 didorong oleh komponen uang beredar sempit (M1) yang tumbuh sebesar 6,9 persen (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh sebesar 5,3 persen (yoy). M1, yang menyumbang 55,2 persen dari total M2, mencapai Rp 4.993,6 triliun pada bulan tersebut.

Baca Juga  BI Catat Uang Beredar Tumbuh 7 Persen jadi Rp 9.175 Triliun pada November

Perkembangan M1 terutama dipengaruhi oleh peningkatan uang kartal di luar bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), serta giro rupiah. Pada September 2024, uang kartal yang beredar di masyarakat mencapai Rp 957,2 triliun, mencatatkan pertumbuhan 10,6 persen (yoy). Meskipun pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan bulan Agustus 2024 yang mencatatkan 12,1 persen (yoy), jumlah uang kartal tetap menunjukkan tren positif.

Di sisi lain, giro rupiah pada September 2024 tercatat sebesar Rp 1.715,3 triliun dengan pertumbuhan 6,1 persen (yoy), sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,3 persen (yoy). Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu mencapai Rp 2.321,1 triliun, tumbuh 6,0 persen (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).

Baca Juga  PP 49/2024 Resmi Terbit, Pengawasan Aset Kripto Beralih ke OJK Mulai 10 Januari 2025

Uang kuasi, yang berkontribusi 43,6 persen terhadap M2, mencapai Rp 3.943,3 triliun pada September 2024. Komponen ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,3 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2024 yang tercatat 5,6 persen (yoy). Berdasarkan rinciannya, giro valas tumbuh sebesar 8,6 persen (yoy), sementara simpanan berjangka dan tabungan lainnya masing-masing tumbuh 4,6 persen (yoy) dan 4,5 persen (yoy).

Dari sisi faktor pendorong, pertumbuhan M2 pada September 2024 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). “Penyaluran kredit pada bulan ini tumbuh sebesar 10,4 persen (yoy), tetap tinggi meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya,” tambah Ramdan.

Baca Juga  Prospek Pasar Modal Indonesia 2025

Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus tumbuh stabil sebesar 12,3 persen (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen (yoy), lebih baik dibandingkan kontraksi pada Agustus 2024 yang tercatat sebesar 1,1 persen (yoy).

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *