Tiongkok Komitmen Investasi Senilai 10 Miliar Dollar AS, Rosan Optimistis Akan Terus Meningkat
Pajak.com, Beijing – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, optimistis investasi Tiongkok di Indonesia akan terus meningkat, usai mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dalam kunjungan ini, Indonesia berhasil mendapatkan komitmen investasi senilai 10,07 miliar dollar Amerika Serikat (AS) yang akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti kesehatan, bioteknologi, energi terbarukan, dan manufaktur.
Kunjungan ini mempertegas kemitraan ekonomi antara kedua negara, dengan Prabowo melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Xi Jinping. kedua pemimpin sepakat untuk mempererat hubungan antar kedua negara yang telah terjalin dengan baik.
“Kita telah hidup berdampingan selama berabad-abad, dan budaya serta masyarakat kita telah saling berhubungan selama bertahun-tahun,” ujar Prabowo dalam keterangan resminya, yang diterima Pajak.com pada Selasa (12/11).
Di samping pertemuan dengan Presiden Xi, Prabowo juga bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang serta Ketua Kongres Rakyat Nasional RRT Zhao Leji. Dalam pertemuan terpisah ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama strategis di berbagai sektor, termasuk pendidikan, pemberantasan kemiskinan, dan terutama investasi.
Indonesia-Cina Bisnis Forum
Salah satu acara penting dalam kunjungan kenegaraan ini adalah Indonesia-Cina Business Forum (ICBF) yang berlangsung di Hotel The Peninsula Beijing. Forum ini dihadiri oleh lebih dari 200 pengusaha dari Indonesia dan Tiongkok, serta diselenggarakan oleh KADIN Indonesia Komite Tiongkok dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok.
Hasil dari forum ini sangat signifikan, yaitu tercapainya nota kesepahaman untuk komitmen investasi senilai 10,07 miliar dollar AS. Investasi ini akan difokuskan pada beberapa sektor penting seperti kesehatan, bioteknologi, manufaktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan keuangan.
Rosan menyambut baik hasil ini, dengan optimisme bahwa hubungan investasi antara Indonesia dan Tiongkok akan terus berkembang. Menurutnya, kunjungan kenegaraan kali ini adalah momen penting untuk menggali potensi investasi berkelanjutan dan hilirisasi industri.
“Tiongkok menjadi salah satu investor yang konsisten menempati posisi atas di Indonesia. Dan seperti apa yang disampaikan Presiden Prabowo, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong pada penciptaan iklim investasi yang kondusif dan fasilitas yang memadai bagi investor. Kunjungan kenegaraan kali ini menjadi momen penting bagi kedua negara untuk menggali potensi kerja sama khususnya di sektor investasi berkelanjutan dan hilirisasi,” ungkap Rosan.
Tren Investasi Tiongkok di Indonesia Terus Meningkat
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok sudah berlangsung sejak tahun 1950. Namun, intensifikasi kerja sama ekonomi mulai terasa sejak berlakunya ASEAN-Cina Free Trade Area pada tahun 2010 dan ditingkatkan melalui Kemitraan Strategis Komprehensif pada tahun 2013.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Tiongkok di Indonesia terus menunjukkan tren positif, meningkat dari posisi ke-9 sebagai investor asing terbesar pada tahun 2015 menjadi posisi ke-2 pada tahun 2019.
Dalam rentang waktu 2019 hingga September 2024, total investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 34,19 miliar dollar AS, atau sekitar 18 persen dari total investasi asing. Sektor yang paling banyak menerima investasi adalah industri logam dasar sebesar 14,39 miliar dollar AS (42 persen), diikuti sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 7,98 miliar dollar AS (23 persen), serta industri kimia dan farmasi dengan nilai 3,18 miliar dollar AS (9 persen).
Dari segi lokasi, investasi Tiongkok lebih banyak tersebar di luar Pulau Jawa, yaitu sebesar 67 persen. Wilayah dengan jumlah investasi tertinggi adalah Sulawesi Tengah dengan 12,54 miliar dollar AS (37 persen), disusul oleh Jawa Barat sebesar 7,19 miliar dollar AS (21 persen) dan Maluku Utara sebesar 5,18 miliar dollar AS (15 persen).
Rosan optimistis bahwa komitmen investasi yang dicapai dalam kunjungan ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi strategis bagi Tiongkok, sekaligus mendukung target pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Comments