Menu
in ,

Jokowi dan Menlu Tiongkok Tingkatkan Hubungan Bilateral

Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi beserta delegasi di Istana Merdeka, Jakarta, (11/7). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden Jokowi mengungkapkan, RRT dan Indonesia membahas berbagai isu, utamanya komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan hubungan bilateral yang saling menguntungkan.

“Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2021 perdagangan kedua belah pihak mengalami peningkatan yang sangat signifikan, lebih dari 54 persen dan mencapai nilai 110 miliar dollar AS. Kenaikan ini juga diikuti dengan defisit (perdagangan) dari Indonesia yang terus menurun, dan kita lihat akses pasar untuk produk-produk unggulan Indonesia makin lama makin banyak memasuki pasar Tiongkok,” ujar Retno dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com(12/7).

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, di 2020 total perdagangan Indonesia dan RRT baru mencapai sekitar 70 miliar dollar AS, kemudian meningkat menjadi 110 miliar dollar AS hingga saat ini. Adapun nilai ekspor RRT ke Indonesia mencapai lebih dari 40 miliar dollar, sehingga Indonesia berada di peringkat keempat sebagai mitra dagang terbesar RRT. Sementara nilai impor RRT ke Indonesia mencapai lebih dari 12 miliar atau naik lebih dari 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. RRT juga merupakan salah satu dari lima negara penanam modal terbesar di Indonesia, yakni dengan nilai investasi sebesar Rp 4,8 miliar dollar AS.

Sekilas mengulas, Indonesia pertama kali memulai hubungan diplomatik dengan RRT pada tanggal 13 April 1950. Dalam perjalanannya, kedua negara memperkuat kerja sama bilateral dengan dilakukannya penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership pada tahun 2005. Dilanjutkan dengan penandatanganan Future Direction of Indonesia-China Comprehensive Strategic Partnership di 2013. Dua perjanjian itu telah memunculkan penguatan beragam kerja sama kedua negara, utamanya meliputi bidang perdagangan dan investasi.

Retno melanjutkan, pertemuan ini juga memberi kesempatan untuk membahas mengenai proyek prioritas antara kedua negara, diantaranya kerja sama di bidang kesehatan dan dorongan interaksi pihak swasta antara Indonesia dengan RRT.

“Dibahas berbagai proyek prioritas antara kedua negara, termasuk proyek atau upaya untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kemudian hal yang dibahas lain adalah kerja sama di bidang kesehatan, termasuk untuk vaksin dan genomic joint laboratorium. Selanjutnya, yang terakhir dibahas juga mengenai upaya kedua belah pihak untuk mendorong interaksi yang lebih kuat antara swasta atau private sector kedua belah pihak,” ungkap Retno.

Ia juga mengatakan, RRT mengapresiasi pertemuan menteri luar negeri G20 yang digelar, di Bali, (8/7) lalu. RRT menilai pemerintah Indonesia mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan bijak di tengah situasi dunia yang penuh dengan tantangan.

“Apresiasi yang tinggi terutama diberikan RRT pada saat pertemuan para menteri luar negeri G20. RRT paham bahwa situasi dunia sedang tidak atau sedang banyak tantangan. Oleh karena itu, Indonesia dinilai berhasil menjalankan kepemimpinannya yang baik dan bijak sehingga pertemuan para menteri luar negeri G20 dapat berjalan dengan baik,” ujar Retno.

RRT pun mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam mengupayakan resolusi damai terhadap situasi yang terjadi di Ukraina dan Rusia.

“RRT sekali lagi, memberikan apresiasi atas berbagai upaya Indonesia untuk mencoba mencari atau mengupayakan resolusi damai, penyelesaian secara damai terhadap situasi yang sedang terjadi di Ukraina, termasuk secara spesifik disebutkan mengenai kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow,” ungkap Retno.

Selain Retno, Presiden Jokowi didampingi pula oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sementara, Menlu RRT Wang Yi didampingi oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RRT untuk Republik Indonesia Lu Kang dan Assistant Minister Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wu Jianghao.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version