Menu
in ,

Inggris Tingkatkan Investasi Teknologi Hijau di Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marrie Belinda Trevelyan menegaskan, Inggris berkomitmen meningkatkan investasi dan perdagangan dengan Indonesia dalam hal pengembangan teknologi hijau. Hal itu dibuktikan melalui kunjungannya ke Indonesia pada 23–24 Februari 2022. Trevelyan akan melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan M. Lutfi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Ini adalah kesempatan untuk memajukan tujuan bersama kita seperti meningkatkan perdagangan dan investasi dalam teknologi hijau,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Pajak.com(24/2).

Hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia sudah terbina sejak 1949. Kemudian, diperluas dengan hubungan bilateral melalui beragam pertemuan dan kesepakatan, antara lain partnership forum, annual trade talks, joint working group on creative industries, dan lainnyaHarmonisnya hubungan kedua negara dapat dilihat dari kunjungan Perdana Menteri David Cameron ke Indonesia pada 2015 dan bertandangnya Presiden Joko Widodo ke Inggris di 2016. Hingga tahun 2020, investasi Inggris di Indonesia mencapai 7,1 miliar euro, sementara total nilai perdagangan antara Inggris dan Indonesia sebesar 2,6 miliar euro.

“Salah satu rencana investasi yang akan dibahas dalam kunjungan kali ini adalah kemungkinan kerja sama di sektor pertumbuhan bersih, seperti Jakarta net zero. Dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pertemuan juga dilakukan untuk mempromosikan keahlian perkeretaapian Inggris. Perusahaan-perusahaan Inggris diharapkan bisa terlibat dalam pengembangan MRT (mass rapid transit) di fase-fase mendatang,” ungkap Trevelyan.

Ia menekankan, Inggris berkomitmen mendukung Indonesia dalam upaya mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. Bahkan, pada November 2021, pemerintah Inggris sudah menyampaikan rencana untuk menanamkan investasi hingga 350 juta euro atau Rp 7 triliun selama 10 tahun untuk mendukung visi Indonesia dalam menangani perubahan iklim—termasuk melindungi, memulihkan hutan, serta keanekaragaman hayati.

Sebagai bagian dari dukungan terhadap energi hijau, Inggris juga berencana berinvestasi di sektor digital. Menurut Trevelyan, Indonesia memiliki potensi dan kemampuan terdepan bila dibandingkan dengan negara lain dalam hal teknologi keuangan, kecerdasan buatan, big data, teknologi kesehatan, dan keamanan siber.

“Kami ingin bekerja sama dengan perusahaan Indonesia untuk berinvestasi dan bermitra dengan perusahaan teknologi Inggris atau meningkatkan modal di Inggris,” ungkapnya.

Menurut Trevelyan, kini semakin banyak kolaborasi yang dapat dikembangkan untuk memperkuat hubungan Inggris dan Indonesia di sektor digital, baik pada ranah publik maupun swasta. Kolaborasi ini termasuk dukungan dan inisiatif melalui jaringan perdagangan digital, tech hub, dan program akses digital Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia.

Dalam kunjungannya, Trevelyan juga akan membahas peningkatan kerja sama di bidang perdagangan melalui Joint Economic and Trade Committee (JETCO) atau Komite Bersama Ekonomi dan Perdagangan. JETCO diharapkan bisa mempercepat langkah-langkah untuk meningkatkan perdagangan, terutama di sektor yang menjadi prioritas antara Inggris dan Indonesia.

Sejatinya, pembentukan JETCO merupakan hasil rekomendasi dari joint trade review (JTR) yang dilakukan oleh Inggris dan Indonesia sejak 2019. JTR telah mengidentifikasi sektor potensial berikut hambatan dan peluang, antara lain sektor makanan dan minuman, produk pertanian, ekonomi kreatif, dan sebagainya.

“Saya juga berharap lebih banyak komoditas yang diperdagangkan antara kedua negara, sehingga masyarakat Inggris dapat menikmati produk makanan dan minuman Indonesia dengan lebih mudah dan sebaliknya,” ujar Trevelyan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version