Menu
in ,

IHSG Akhir Mei Berada pada Zona Positif

IHSG Akhir Mei Berada pada Zona Positif

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Memasuki minggu terakhir Mei 2021, indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat sebesar 1,31 persen pada level 5.848,616 dari penutupan pekan sebelumnya pada level 5.773,120. Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 32,74 persen, yaitu menjadi Rp 14,121 triliun dari Rp 10,638 triliun pada pekan sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebutkan, data perdagangan saham selama sepekan masih berada pada zona positif. Peningkatan turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 32,05 persen menjadi 20,697 miliar saham dari 15,674 miliar saham.

“Rata-rata frekuensi harian bursa turut meningkat 7,16 persen menjadi 1.106.572 kali transaksi dari 1.032.644 kali transaksi. Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar juga naik sebesar 1,32 persen menjadi Rp 6.922,886 triliun dari Rp 6.832,583 triliun,” kata Yulianto melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.compada Jumat (28/5).

Sementara itu, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,298 triliun, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 11,097 triliun. Selama sepekan, BEI hanya melakukan satu pencatatan saham perdana, yaitu PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE). Perusahaan ke-17 yang tercatat di BEI pada tahun 2021 ini merupakan perusahaan jasa pemasangan karoseri kendaraan komersial pertama yang efeknya tercatat di bursa. HOPE bergerak pada sektor industrial dengan subsektor industrial goods.

Head of Investment information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menganalis, peningkatan IHSG pekan ini dipicu oleh keyakinan investor terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 di atas 7 persen. “Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Presiden Jokowi memacu optimisme. Dikaitkan lagi dengan data manufaktur yang terus ekspansif enam bulan terakhir dan data ekspor yang terus membaik,” kata Roger, kepada Pajak.compada Sabtu (29/5).

Sebelumnya, Sri Mulyani menuturkan, sejumlah indikator terus menunjukkan perbaikan sejak kuartal I-2021 dan diharapkan terakselerasi pada kuartal II-2021. Pemulihan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain:

Pertama, harga minyak dan komoditas global alami peningkatan didorong oleh peningkatan pemulihan perekonomian global, seperti minyak dunia yang mencapai kisaran 67,7 dollar AS per barel; batu bara 99,1 dollar AS per ton; dan tembaga melampaui harga 10 ribu dollar AS per ton.

Kedua, purchasing managers index (PMI) manufaktur global mencapai 55,8 yang menunjukkan posisi tertinggi sejak April 2010. Ketiga, tingkat kepercayaan konsumen naik dari 93,4 menjadi 101,5 per April 2021. Keempat, konsumsi listrik tumbuh 6,3 persen dari sebelumnya negatif.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version