Menu
in ,

Hasil Penjualan SBR010 Tembus Rp 7,5 Triliun

Hasil Penjualan SBR010 Tembus Rp 7,5 Triliun

FOTO: IST

Pajak.Com, Jakarta – Pemerintah menetapkan hasil penjualan savings bond ritel (SBR) seri SBR010 sebesar Rp 7,5 triliun. Awalnya pemerintah menargetkan penjualan SBR010 sebesar Rp 5 triliun, namun hampir habis terjual pada minggu terakhir masa penawaran. Kemudian pemerintah memutuskan untuk menambah menjadi Rp 6 triliun yang kemudian habis dalam dua hari. Sehingga pada akhirnya kuota SBR010 yang ditawarkan menjadi Rp 7,5 triliun.

Kepala Seksi Perencanaan Transaksi SUN dan Derivatif DJPPR Kementerian Keuangan Herman Sary Tua mengungkapkan, jumlah investor terbesar SBR010 berasal dari generasi milenial (kelahiran 1980-2000) meski dari jumlah nominal pemesanan masih didominasi generasi baby boomers (kelahiran 1946-1964).

“Dari 23 ribu investor hampir 40 persennya investor baru. Artinya semua program yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam menjangkau masyarakat di luar yang lebih banyak, relatively berhasil,” ungkapnya dalam diskusi daring, Senin (19/07). Melihat hal tersebut, Herman berpendapat hal ini mencerminkan terus meningkatnya kesadaran generasi muda untuk berinvestasi dan SBR010 menjadi instrumen yang tepat untuk mereka mulai belajar investasi.

Herman melanjutkan bahwa dari 40 persen investor baru tersebut, sebanyak 1.316 investor melakukan pemesanan pada batasan minimal yakni Rp 1 juta. “Kita happy (senang) karena Rp 1 juta ada banyak makna. Pertama, udah dapat informasi. Kedua, kalau mereka coba-coba, mereka coba instrumen investasi yang baik, aman dan menguntungkan,” jelasnya.

Selain itu, penerbitan SBR010 tersebut juga memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara on-line maupun secara off-line sebelum penggunaan sistem e-SBN di tahun 2018.

Tidak hanya itu saja, Kemenkeu mencatat terdapat 36 investor setia yang selalu membeli Surat Utang Negara (SUN) ritel sebelumnya atau repeat order sejak penerbitan SID pertama kali di 2018. “Ada investor yang pesan terus, 13 seri dia ikut terus, ada 36 investor. Ini membuktikan instrumen kita sangat layak untuk dibeli,” ujarnya.

Berdasarkan lokasi pemesanan, penjualan SBR010 menjangkau 34 provinsi dengan pembelian terbanyak berasal dari DKI Jakarta sebanyak 35 persen. Kemudian disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

Jika dilihat berdasarkan profesi, jumlah investor tersebut didominasi oleh pegawai swasta, diikuti wiraswasta dan ibu rumah tangga. Meski secara nominal pemesanan masih didominasi oleh wiraswasta. Setelah penerbitan SBR010, pemerintah menawarkan penerbitan tiga seri SBN ritel lainnya di sisa tahun 2021 yaitu SR015 pada Agustus, ORI020 pada Oktober, dan ST008 pada November.

Nantinya, dana hasil penjualan SBR010 tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2021, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

SBR010 merupakan SBR pertama yang diterbitkan di masa pandemi ini dimana seri ini terakhir diterbitkan pada bulan Februari 2020. Walaupun diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel sejak tahun 2006, animo masyarakat untuk membeli SBR010 sangat besar.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version