in ,

Forum Indonesia – Afrika Digelar 1 – 3 September 2024, Pemerintah Proyeksi Hasilkan Perjanjian Bernilai Rp 58 T

Forum Indonesia – Afrika Digelar 1 - 3 September
FOTO: Setkab RI

Forum Indonesia – Afrika Digelar 1 – 3 September 2024, Pemerintah Proyeksi Hasilkan Perjanjian Bernilai Rp 58 T

Pajak.com, Jakarta – Forum Indonesia – Afrika (Indonesia – Africa Forum/IAF) ke-2 digelar pada 1 – 3 September 2024, di Bali. Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury menjelaskan bahwa forum yang akan dihadiri sekitar 855 peserta dari berbagai negara ini diproyeksi mampu menghasilkan sejumlah kerja sama strategis. Salah satunya, kerja sama antara swasta dari negara peserta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dengan nilai perjanjian sekitar Rp 58 triliun.

Pahala menuturkan, IAF ke-2 juga digelar bersama dengan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-pihak (High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership), yang merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)—dengan total peserta diperkirakan mencapai 1.500 delegasi dari negara-negara Afrika serta global south lainnya.

“Kepala negara yang sudah memberikan konfirmasi hadir itu adalah dari Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan Zanzibar mewakili dari Tanzania. Namun, dalam forum ini tidak hanya melibatkan para kepala negara dan menteri, tetapi juga sektor swasta dan BUMN—yang akan fokus kepada topik, seperti energi, kesehatan, ketahanan pangan, dan pertambangan. Untuk sektor swasta dan juga BUMN, diperkirakan akan terdapat perjanjian dengan nilai sampai dengan 3,5 miliar dollar AS (Amerika Serikat) atau kurang lebih sekitar Rp 58 triliun,” ungkap Pahala dalam konferensi pers usai menghadiri rapat terbatas di Istana Merdeka Jakarta, dikutip Pajak.com(29/8).

Baca Juga  Resmi Menjabat Sebagai Menves, Rosan Perkuat “Team Work” untuk Capai Target Investasi Rp 1.650 T

Ia menyebutkan, IAF ke-2 yang mengangkat tema ‘Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika’ ini sebagai momentum untuk memperkuat hubungan konkret antara Indonesia dan Afrika. Hubungan yang erat tersebut menjadi landasan kuat bagi kedua pihak untuk merealisasikan potensi besar dalam pembangunan bersama.

“Indonesia dan Afrika memiliki agenda pembangunan yang kurang lebih sama. Kita memiliki kekayaan negara yang cukup besar, memiliki bonus demografi, tetapi bagaimana kerja sama dan juga potensi yang ada ini betul-betul bisa direalisasikan dalam sebuah agenda pembangunan,” kata Pahala.

Ia juga menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo untuk memastikan protokol kesehatan dan keamanan selama acara berlangsung.

“Protokol kesehatan memang juga bisa dijaga dengan sebaik-baiknya. Dan hal-hal ini selain juga dari sisi pengamanan, mengingat bahwa cukup banyaknya kepala negara dan para leaders yang hadir dalam forum tersebut,” tambah Pahala.

Baca Juga  KADIN Harap ISF 2024 Hasilkan Investasi dan Penguatan Sinergi UMKM

Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu Siti Nugraha Mauludiah memastikan, Indonesia telah lama berperan aktif dalam kerja sama pembangunan internasional diantara negara-negara berkembang, termasuk negara-negara Afrika.

Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah melaksanakan sekitar 60 program Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular (KSST) yang melibatkan sekitar 500 peserta dari kawasan Afrika. Kerja sama ini mencakup berbagai sektor unggulan, antara lain pertanian, perikanan dan kelautan, kesehatan, energi, tata kelola yang baik, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pembangunan infrastruktur, manajemen risiko bencana, pemberdayaan perempuan, serta perdagangan dan investasi.

“Inisiatif ini semakin memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara donor baru yang diakui. Saya ingin menekankan bahwa saat ini Indonesia semakin diakui secara internasional sebagai mitra pembangunan yang dapat diandalkan bagi negara-negara berkembang, a reliable southern provider,” jelas Siti.

Baca Juga  Jokowi: Investasi yang Masuk di IKN Capai Rp 56,2 T

Komitmen Indonesia semakin nyata dengan didirikannya Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesia AID pada tahun 2019, yaitu lembaga satu pintu untuk penyaluran bantuan pembangunan kepada negara-negara mitra. Sejak berdirinya lembaga Indonesia AID, kedua negara telah bersinergi menjangkau 23 dari 54 negara di Afrika atau sekitar 42 persen dari total negara di kawasan tersebut. Adapun sektor kerja sama yang dijalankan mencakup ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *