Menu
in ,

14 BUMN Bakal Melantai di Bursa Saham

Initial Public Offering 14 BUMN Bakal Melantai di Bursa Saham

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Sebanyak 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun hanya dua perusahaan yang siap melakukan initial public offering (IPO) di tahun 2021. Dua BUMN itu adalah perusahaan hasil merger PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan PT PLN Gas dan Geothermal, PT Geo Dipa Energy (Persero) dan penyatuan PT Telkom Indonesia Tbk bersama PT Dayamitra Telekomunikasi.

Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, secara keseluruhan 14 BUMN direncanakan dapat melakukan IPO secara bertahap dalam jangka waktu empat tahun ke depan. Di tahun ini kementerian BUMN akan segera membawa dua perusahaan hasil merger ke lantai bursa.

“Sebelum initial public offering (IPO), PGE dan akan penggabungan dengan geothermal lainnya yang saat ini dimiliki PLN dan juga Geo Dipa. Jadi saat ini untuk geothermal fokus kami melakukan konsolidasi melihat kemungkinan menggabungkan aset-aset geothermal,” kata Pahala.

Sebelum melakukan IPO, pemerintah berencana menggabung aset PGE, PT PLN Gas dan Geothermal, PT Geo Dipa Energy (Persero). Oleh karena itu kementerian BUMN saat ini membutuhkan persiapan waktu yang lebih matang.

“Kami perlu memastikan kesiapan dari sisi keuangan dan aset-aset. Ini betul-betul jangan sampai IPO hanya untuk IPO saja, kami siapkan ceritanya, apa nilai tambah yang bisa diciptakan di pasar modal. Melakukan permodalan untuk perkembangan ke depannya,” kata Pahala.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sangat besar pengembangan energi geotermal (panas bumi) karena memiliki instock capacity yang cukup besar. Sehingga rencana IPO ini menjadi langkah yang tepat untuk mengantarkan Indonesia menjadi salah satu pemilik kapasitas geotermal terbesar di dunia.

“Ini nantinya memiliki sebuah cerita, visi dari pemerintah bahwa pengembangan energi ke depan diarahkan sesuai dengan arah dunia, transisi energi ke energi baru dan terbarukan,” urainya.

Sementara untuk IPO PT Dayamitra Telekomunikasi, unit infrastruktur milik PT Telkom Indonesia ini diproyeksikan dapat mengumpulkan dana hingga 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,6 triliun (kurs Rp14.600 per dollar AS). Jika hal itu terlaksana, IPO BUMN bisa menjadi penjualan saham pertama terbesar di Indonesia dalam lebih dari satu dekade.

12 BUMN lainnya yang akan bertahap melakukan IPO dan terbagi dalam enam klaster. Pertama, klaster energi ada PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero), PT Pertamina Hilir (Persero).

Kedua, klaster pertambangan, yakni PT Inalum Operating (Persero), PT MIND ID (Persero), PT Logam Mulia (Persero). Ketiga, klaster kesehatan, PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero) dan PT Bio Farma (Persero).

Keempat, klaster keuangan, PT EDC and Payment Gateway (Persero). Kelima, klaster pertanian, PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero). Keenam, klaster informasi teknologi, yakni PT Telkom Data Center (Persero).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version