Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 8 Persen pada 2029, Airlangga: Bukan Hal Mustahil
Pajak.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan target ini bukan sesuatu yang mustahil.
“Sebagaimana kita sering dengar bersama, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen di tahun 2029. Ini bukan hal mustahil, mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen di periode 1986-1997, bahkan 8,2 persen di tahun 1995,” ujar Airlangga dalam acara pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 di Jakarta, dikutip Pajak.com pada Kamis (31/10).
Airlangga menyatakan bahwa, untuk mencapai target ambisius tersebut, pemerintah perlu belajar dari keberhasilan kebijakan ekonomi pada era 1986-1997, namun dengan penyesuaian terhadap situasi ekonomi global saat ini. Selain fokus pada peningkatan kinerja sumber pertumbuhan utama, pemerintah juga akan melakukan diversifikasi sumber pertumbuhan, adaptasi teknologi, dan inovasi untuk memperkuat ekonomi nasional.
“Tentunya dalam rangka mencapai misi Asta Cita ke-2 pemerintahan Bapak Presiden dalam Kabinet Merah Putih, kami bertekad mendorong kemandirian nasional dan salah satunya adalah kemajuan ekonomi syariah yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2024-2029,” jelasnya.
Kontribusi usaha dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) telah mencapai rasio 46,71 persen pada 2024. Menurut Airlangga, pengembangan sektor-sektor utama ekonomi syariah, seperti industri halal, pembiayaan syariah, dan kewirausahaan berbasis syariah, akan menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor riil.
Selain itu, ekonomi syariah berperan penting dalam pemberdayaan UMKM dan penciptaan lapangan kerja yang lebih inklusif, yang pada akhirnya turut mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung UMKM melalui peningkatan Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah), yang akan menguatkan sektor ekonomi syariah di level mikro.
Sinergi antara sektor keuangan syariah, sektor riil halal, dan lembaga sosial Islam dinilai krusial untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih luas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Bank Indonesia (BI) dalam meluncurkan aplikasi Halal Traceability. Aplikasi ini bertujuan untuk mendeteksi kehalalan produk dan mendukung proses sertifikasi halal, yang dapat meningkatkan daya saing produk halal Indonesia di pasar global. Menurut Airlangga, kolaborasi antara BI dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) akan mendukung upaya ini secara berkelanjutan.
Comments