Menko Airlangga Sebut Kontribusi Ekonomi Syariah Terhadap PDB Capai 46,71 Persen
Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kontribusi usaha syariah dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024 telah mencapai 46,71 persen.
Airlangga menyebutkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran strategis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam mendukung ketahanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Menurutnya, dengan populasi muslim sebesar 87 persen, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi syariah.
“Pemerintahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) dalam Kabinet Merah Putih bertekad mendorong kemandirian nasional dan salah satunya adalah kemajuan ekonomi syariah,” kata Airlangga dalam acara pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 di Jakarta, dikutip Pajak.com pada Kamis (31/10).
Berdasarkan laporan State Global Islamic Index, Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator, di bawah Malaysia dan Uni Emirat Arab. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan, khususnya dalam sektor investasi keuangan syariah, makanan dan minuman halal, modest fashion, farmasi, kosmetik, hingga pariwisata ramah muslim.
Airlangga menambahkan, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan sebesar 5,2-8 persen dalam lima tahun mendatang, pemerintah akan menerapkan strategi dengan belajar dari kebijakan era 1986-1997, namun tetap menyesuaikan kondisi ekonomi global saat ini.
Selain meningkatkan kinerja sumber pertumbuhan utama, diperlukan diversifikasi sumber pertumbuhan, adaptasi teknologi, dan inovasi agar perekonomian Indonesia yang kini berada di level menengah atas bisa terus maju. “Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen di tahun 2029. Ini bukan hal mustahil, mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen di periode 1986-1997, bahkan 8,2 persen di tahun 1995,” imbuhnya.
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah, pemerintah juga berfokus pada pengembangan sektor-sektor utama seperti industri halal, pembiayaan syariah, dan kewirausahaan berbasis syariah. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan di sektor riil.
Ekonomi syariah juga mendukung pemberdayaan UMKM dan lapangan kerja yang lebih inklusif, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Demikian pula dengan komitmen pemerintah terhadap UMKM dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) yang terus meningkat dalam rangka mendukung ekonomi keuangan syariah dalam level mikro.
Airlangga juga menekankan pentingnya sinergi dan interkonektivitas dalam ekosistem ekonomi syariah, dengan kolaborasi antara sektor keuangan syariah, sektor riil halal, dan lembaga sosial Islam. Hal ini dianggap krusial dalam menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Menutup sambutannya, Airlangga berharap agar pelaksanaan ISEF tahun ini dapat menghasilkan berbagai inovasi dan produk yang memperkuat sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. “Dan mudah-mudahan apa yang dilakukan diberkati oleh Allah SWT,” pungkasnya.
Comments