Menu
in ,

Taksi Terbang EHang 216 Uji Coba di Bali

Pajak.com, Bali – Taksi terbang EHang 216 yang merupakan kendaraan udara otonom dengan kapasitas dua orang penumpang, melakukan uji coba di Kabupaten Klungkung, Bali. Presiden Direktur Prestige Image Motocars Rudy Salim menuturkan sesaat setelah uji coba, jika sudah mendapat izin resmi beroperasi taksi terbang ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menempuh daerah terpencil, menambah daya tarik wisata, meningkatkan kesehatan karena diklaim bebas polusi, dan sebagainya.

“EHang 216 ini kami harapkan dapat menjadi pionir inovasi serta implementasi kota pintar berbasis digital dan juga menjadi solusi mobilitas yang efisien dengan harga yang terjangkau. Untuk harga masih kita hitung-hitung yang karena masih ada urusan perpajakan dan kurs yang terus berubah-ubah,” kata Rudy, seperti yang dikutip Pajak.com, pada (28/11).

Kendati begitu, dalam program talkshow di sebuah akun YouTube, Rudy pernah mengungkapkan bahwa tarif taksi terbang ini jauh lebih murah daripada sewa helikopter. Sebab EHang 216 menggunakan energi listrik, sementara helikopter menggunakan bahan bakar minyak (BBM) avtur.

“Sekitar 3 persen hingga 4 persen dari tarif sewa helikopter yang mencapai Rp 30 juta sampai dengan Rp 40 juta per 30 menit. Ya mungkin (tarif taksi terbang EHang 2016) sekitar Rp 1 jutaan per 30 menit per orang,” kata Rudy.

Ia menuturkan, EHang 216 dapat menempuh daerah terpencil dan menjadi solusi akses jalur darat sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, taksi terbang ini mendukung tingkat kesehatan di Indonesia karena aman dari polusi.

“Taksi terbang EHang 216 ini nantinya bisa mengantar penumpang di area perkotaan dengan memanfaatkan jaringan internet 4G dan 5G dan dikendalikan oleh pilot di darat,” kata Rudy.

EHang 216 dapat terbang sejauh 30 kilometer (km) dan mampu mengangkat beban maksimal 220 kilogram dengan kecepatan maksimal 130 km/jam. EHang 216 memiliki lebar 5,6 meter dan tinggi 1,7 meter. Taksi terbang ini termasuk salah satu kategori autonomous aerial vehicle (AAV) dan vertical take-off and landing (VTOL).

Rudy memastikan, EHang 216 memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan telah dicoba terbang di lebih dari 40 kota di delapan negara.

“Tingkat keselamatannya jauh lebih aman daripada helikopter konvensional, karena mempunyai 16 baling-baling. Jika ada keadaan darurat yang pertama dilakukan adalah alert system jadi tidak akan terbang. Jika terjadi di udara, bahkan apabila propeller tidak berfungsi sampai tiga sekalipun, masih bisa terbang. Sistem keamanan lainnya, yaitu EHang 216 dapat kembali ke titik asal dan mendarat sesegera mungkin,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Motor Indonesia atau IMI sekaligus Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai, EHang 2016 diprediksi akan menjadi moda transportasi modern yang akan menjadi lifestyle generasi milenial dalam beberapa waktu mendatang.

“EHang 216 akan menjadi moda transportasi modern yang akan banyak membantu masyarakat Indonesia. Semoga dengan adanya teknologi ini dapat membantu dan menjadi sarana baru dalam membangkitkan pariwisata, penyelamatan medis, sektor logistik dan tentunya transportasi udara yang nyaman, aman, dan efektif,” kata Bamsoet.

Ia menambahkan, IMI memiliki visi dan misi untuk mendorong percepatan bahan bakar listrik dan percepatan elektrik yang juga digunakan oleh EHang 216

“Ini tantangan baru moda transportasi untuk pesawat berpenumpang tanpa pilot. Saya yakin dan percaya visi dan misi kita sama dengan pemerintah dan akan mendapatkan dukungan dari pemerintah,” kata Bamsoet.

Sementara itu, menurut Kepala Subdit Sertifikasi Pesawat Udara Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Agustinus Budi Hartono, pihaknya akan terus berupaya mengembangkan inovasi transportasi dan merevisi sejumlah aturan.

“Sesungguhnya sudah ada dalam Undang-Undang Cipta Kerja dan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pengoperasian Pesawat Tanpa Awak. Tapi, banyak hal harus diperhatikan. Bukan hanya soal pesawat, tapi hal lain juga. Misalnya, soal ruang udara, bandara keamanan, dan lain-lain yang harus diperhatikan,” kata Agustin.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version