Prabowo Curhat Sering Diejek soal Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Pajak.com, Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui bahwa ia sering diejek terkait target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen yang ia canangkan. Menurutnya, target tersebut merupakan bagian dari visi besar yang perlu diraih dengan kerja keras.
“Jadi saya memang sering diejek, Prabowo 8 persen pertumbuhan. Kita di-nyinyir, ya nggak apa-apa,” kata Prabowo dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 dikutip pada Kamis (10/10).
“Saya belajar dari Bung Karno, proklamator. Beliau pernah mengatakan, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Kalau kau tidak sampai langit, minimal kau jatuh di antara bintang-bintang,” ujarnya.
Prabowo mengungkapkan bahwa, meskipun target 8 persen tidak tercapai, setidaknya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka yang masih cukup tinggi. “Saya canangkan 8 persen. Kalau nggak sampai 8 persen, ya 7,5 persen. Kalau nggak sampai 7,5 persen, ya 7 persen,” jelasnya.
“Kalau kita puas, kita canangkan 6 persen, nanti 5,3 persen ya sudahlah,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga membagikan pengalaman pribadinya tentang cita-cita yang tinggi dan bagaimana ia terus bekerja keras untuk mencapainya. “Dari sejak muda, saya pinginnya jadi jenderal, bukan kolonel. Tapi tidak duduk di bawah pohon, saya minta bintang jatuh? ndak. Saya bekerja,” ungkapnya.
Menurutnya, kerja keras adalah kunci untuk meraih cita-cita. “Never give up. Never surrender. Jatuh, bangun lagi. Jatuh lagi, bangun lagi,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan optimisme tentang masa depan ekonomi Indonesia. “Siapa tahu nanti tidak 8 persen. Kalau 9 persen gimana? Lu nggak percaya kan? Tunggu tanggal mainnya. Saya optimis,” ucap Prabowo.
Ia mengutip tokoh Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt yang mengatakan, “The only thing we have to fear is fear itself.” Baginya, keberanian adalah elemen kunci untuk mencapai keberhasilan.
Prabowo juga menekankan pentingnya kerja keras dan reformasi di berbagai sektor, termasuk sistem pendidikan dan hukum. Ia meyakini bahwa, sistem peradilan yang kuat akan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan investor.
“Kita harus benahi organisasi kita. Benahi sistem pendidikan kita. Kita benahi hukum kita, peradilan kita,” jelasnya.
Menurut Prabowo, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya dan aset, namun perlu dikelola dengan bijaksana. Baginya, kunci untuk memajukan negara adalah menjaga dan mengelola kekayaan dengan bijak serta bertanggung jawab. “Kekayaan kita banyak. Aset-aset negara besar. Sudah saya hitung, kalau kita konsolidasikan semua kekayaan kita, dalam manajemen yang baik, mungkin kaget,” ungkapnya.
Prabowo juga mengingatkan peran penting Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank-bank nasional dalam mengelola kekayaan negara. “Uang yang saudara kelola adalah uang rakyat Indonesia. Setiap sen, setiap kredit harus dipertanggungjawabkan,” tutupnya.
Comments