Posko Nataru ESDM Resmi Dibuka, Pasokan BBM, LPG hingga Listrik Dipastikan Aman
Pajak.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memimpin Rapat Pleno Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) untuk memastikan kesiapan sektor energi dalam menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Bahlil menyampaikan bahwa pasokan energi nasional, mulai dari Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga antisipasi bencana geologi, telah dipersiapkan dengan matang.
“Kami baru selesai mengecek persiapan Posko Natal dan Tahun Baru. Ada empat aspek utama yang jadi fokus kami. Pertama, ketersediaan BBM yang harus sampai ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Kedua, ketersediaan dan keandalan listrik agar Natal dan Tahun Baru berjalan lancar,” ujar Bahlil, dikutip Pajak.com pada Minggu (22/12).
Selain itu, Bahlil menambahkan bahwa pengawasan pasokan LPG juga menjadi prioritas. “Aspek ketiga adalah memastikan ketersediaan LPG tetap terjaga. Keempat, kami mengantisipasi potensi bencana seperti tanah bergerak dan gunung api,” katanya.
Kementerian ESDM, bersama stakeholder energi, telah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah wilayah untuk memastikan kesiapan pasokan energi selama periode Nataru. Beberapa daerah yang dikunjungi termasuk Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Ambon, Maluku.
“Alhamdulillah, kami sudah mengunjungi berbagai daerah. Semua kebutuhan energi, baik BBM, LPG, maupun listrik, sudah kami pastikan aman. Untuk gunung api, hanya satu yang berada di level 4. Selebihnya dalam kondisi terkendali,” terang Bahlil.
Pembukaan Posko Nataru 2024-2025
Kepala BPH Migas Erika Retnowati, yang juga menjabat Ketua Posko Nasional Sektor ESDM, resmi membuka Posko Nataru pada 19 Desember 2024. Posko ini akan beroperasi hingga 7 Januari 2025, dengan pusat kegiatan di Gedung BPH Migas, Jakarta.
“Dalam pelaksanaan Posko, sinergi menjadi kunci. Kerja sama dilakukan tidak hanya dengan anggota Posko, tetapi juga dengan berbagai pihak, seperti kepolisian, Kementerian Perhubungan, PT Jasa Marga, dan BMKG,” ujar Erika.
Menurut Erika, sinergitas ini diperlukan untuk mengantisipasi kendala, mulai dari kemacetan di jalur transportasi, peningkatan aktivitas kendaraan pribadi dan umum, hingga cuaca ekstrem. “Dengan sinergitas ini, kami bisa lebih sigap menghadapi hambatan yang mungkin muncul,” imbuhnya.
Kesiapan Infrastruktur Energi
Rapat koordinasi Satgas Nataru memastikan kesiapan infrastruktur dan pasokan energi nasional, mencakup lima aspek utama:
- BBM: Sebanyak 115 Terminal BBM, 7.786 SPBU, dan 6.802 Pertashop telah disiagakan. Stok BBM dipastikan aman dengan ketahanan hingga 20 hari. Selama Nataru, penyaluran gasoline diperkirakan naik 5,0 persen, sementara avtur meningkat 6,9 persen.
- LPG: Ketersediaan LPG didukung oleh 32 Terminal LPG, 740 Stasiun Pengisian Bulk LPG, dan 6.478 Agen LPG. Rata-rata ketahanan stok LPG mencapai 17,12 hari, dengan kesiagaan agen 24 jam di wilayah dengan permintaan tinggi.
- Gas Bumi: Penyaluran gas bumi diperkirakan mencapai 853 BBTUD kepada pelanggan rumah tangga, industri, dan komersial. Infrastruktur seperti jaringan pipa gas sepanjang 32.343 km juga dipastikan andal.
- Listrik: Pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan, dalam kondisi aman. PLN menerapkan prosedur siaga dan meningkatkan kesiagaan unit kerja.
- Antisipasi Bencana Geologi: Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi disiagakan 24 jam untuk merespons potensi bencana seperti tanah bergerak dan aktivitas gunung api.
Dengan langkah-langkah tersebut, Satgas Nataru berkomitmen memastikan masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman tanpa gangguan.
Comments