Menu
in ,

PLN Beri Sertifikat Energi Hijau Perusahaan “Data Center”

PLN Beri Sertifikat

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memberikan layanan sertifikat Energi Baru dan Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) kepada perusahaan data center, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC).

Sebagai informasi, REC merupakan produk kerja sama PLN dan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA). REC adalah bukti kepemilikan sertifikat berstandar internasional untuk produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit EBT. Secara teknis, REC dari PLN menggunakan sistem pelacakan elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat (AS), untuk memastikan bahwa setelah sertifikat diterbitkan, tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain. Seluruh proses juga telah diverifikasi untuk memenuhi standar internasional.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menjelaskan, EDGE DC membeli 404 unit REC PLN atau setara dengan penggunaan listrik yang berasal dari energi hijau sebesar 404 Mega Watt hour (MWh).

“Artinya kita turut menjalankan sustainable development, pengembangan bisnis berbasis teknologi yang tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan. PLN memberikan apresiasi kepada perusahaan data center yang telah menggunakan energi hijau melalui REC dari PLN,” kata Doddy dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com (16/5).

Ia mengungkapkan, saat ini bisnis data center berkembang pesat di Indonesia, khususnya di Jakarta. Meningkatnya penggunaan aplikasi berbasis on-line dan berkembangnya bisnis berbasis digital membuat Jakarta menjadi tempat yang prospektif untuk melakukan bisnis data center. PLN pun memproyeksi, tahun 2022 ada penambahan pemasangan listrik baru untuk data center dengan daya total sebesar 300 Mega Volt Ampere (MVA) dan akan terus bertambah.

“Keunggulan ketersediaan jaringan fiber optic dan keandalan pasokan listrik menjadikan Jakarta wilayah yang siap mendukung pertumbuhan bisnis data center. Secara pasokan daya kami siap, karena daya mampu pasokan listrik di Jakarta sekitar 8.000 megawatt sedangkan beban puncak tertinggi yang pernah dicapai yaitu 5.300 megawatt, artinya masih ada cadangan daya 2.700 megawatt,” ungkap Doddy.

Ia menambahkan, PLN juga menyediakan listrik premium dengan keandalan pasokan multi sumber untuk mendukung keandalan listrik untuk data center. Penggunaan sistem automatic change over (ACO) melengkapi keandalan pasokan listrik premium. Sehingga, apabila sumber listrik utama mengalami gangguan akan segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan.

“Lebih dari itu, PLN juga siap menyediakan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk listrik tanpa kedip. Pelanggan seperti data center ini butuh listrik yang andal bahkan tanpa kedip, kami punya UPS sebagai solusi,” tambah Doddy.

Pelanggan dapat melakukan pembelian REC PLN, baik untuk individu maupun korporasi, melalui situs website https://layanan.pln.co.id/renewable-energy-certificate.

Di akhir tahun, sebanyak 28 perusahaan lokal dan global membeli sertifikat REC PLN, antara lain Nike Trading Company B.V (Nike); PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo); PT Reckitt Benckiser.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menilai, REC menjadi terobosan konkret dari PLN untuk mendorong pemanfaatan EBT di tanah air. Kementerian ESDM mengapresiasi PLN mengalokasikan penerimaan dari atribut ini sifatnya premium untuk mendorong pemanfaatan EBT.

“Ini salah satu inisiatif yang sangat baik untuk jangka pendek. Terima kasih kepada PLN, semoga semakin banyak perusahaan yang beralih ke energi bersih dan memanfaatkan REC ke depan,” kata Dadan.

Ia berharap, melalui berbagai inovasi di sektor energi seperti yang dilaksanakan oleh PLN saat ini, target bauran energi 23 persen pada 2025 dapat tercapai. Terlebih melihat tren global yang menuju era dekarbonisasi dalam seluruh prosesnya.

“Kementerian ESDM optimistis REC akan semakin disambut baik oleh kalangan industri. Kami juga akan segera mengimplementasikan regulasi-regulasi terkait untuk mendorong pemanfaatan EBT. Sekarang sedang kami finalisasi untuk dua regulasi, yang pertama adalah tarif untuk EBT, dan yang kedua terkait pemanfaatan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) atap, tentunya ini akan bekerja sama dengan PLN,” ungkap Dadan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version