Menu
in ,

Penyaluran Pembiayaan Berbasis Nilai Lingkungan

Pajak.com, Jakarta – Perubahan iklim yang sangat memengaruhi keberlanjutan masa depan menjadi isu penting dunia usaha dalam pengembangan bisnis. Untuk itu, upaya mengurangi dampak negatif perubahan iklim menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali pelaku bisnis. Menyadari hal itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pun berkomitmen ikut berkontribusi mengurangi dampak negatif perubahan iklim melalui penyaluran pembiayaan berbasiskan nilai-nilai lingkungan, sosial dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG). Pembiayaan itu khususnya diberikan kepada pelaku usaha yang ramah lingkungan dan tersertifikasi pengelolaan analisis dampak lingkungan (AMDAL).

Direktur Utama BRI Sunarso  mengatakan, resiliensi perubahan iklim merupakan salah satu prioritas BRI bersamaan dengan integrasi aspek lingkungan, sosial, tata kelola, dan ekonomi. Dengan komitmen yang dijaga terus menerus, ia yakin penurunan emisi internal dan nasional akan dapat terwujud sebagai bentuk usaha menghadapi perubahan iklim dan sebagai bentuk dukungan terhadap pencapaian tujuan pembangunan global (SDGs) ke-13 Penanganan Perubahan Iklim.

“Sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab untuk turut menjaga keberlanjutan lingkungan dan kehidupan yang layak, Bank BRI berkomitmen ikut berkontribusi mengurangi dampak negatif perubahan iklim,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan tertulis, Minggu (4/4/2021).

Sustainability Report BRI 2020 menyebutkan, hingga akhir tahun lalu BRI telah menyalurkan 63,9 persen dari total kredit untuk kegiatan usaha berwawasan lingkungan. Secara keseluruhan terdapat kegiatan usaha berkelanjutan terdiri dari 10 jenis menjadi sasaran penyaluran kredit. Angka 63,9 persen itu setara dengan Rp 562 triliun atau naik 14,1 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 493 triliun. Penyaluran dana antara lain untuk UMKM, energi terbarukan, pencegahan dan pengendalian polusi serta pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.

Dana untuk UMKM yang disalurkan BRI mencapai Rp 484 triliun. Sementara dana untuk energi terbarukan Rp 14,6 triliun, pencegahan dan pengendalian polusi Rp 2,3 triliun, dan untuk transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 15,5 triliun. Selanjutnya, dana untuk bangunan berwawasan lingkungan Rp 2,9 triliun, pengelolaan sumber daya alam hayati Rp 33,1 triliun, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air sebesar Rp 702 miliar. Selain itu, BRI juga menyalurkan kredit untuk pengelolaan air dan limbah berkelanjutan sebesar Rp 685 miliar, Eco-efficient product Rp 7,7 triliun dan terakhir adalah kegiatan usaha berwawasan lingkungan lainnya sebesar Rp 541 miliar. Terdapat juga usaha kegiatan konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, eco-efficient, bangunan berwawasan lingkungan, dan kegiatan usaha berwawasan lingkungan lainnya.

Sunarso menjelaskan, selain berkontribusi melalui penyaluran pembiayaan kepada debitur ramah lingkungan dan proyek-proyek berwawasan ESG, BRI juga terlibat dalam aksi pengurangan emisi gas rumah kaca. Sepanjang 2020, intensitas emisi per pekerja sebesar 4.765,52 Kg CO2 eq/pekerja atau menurun 11,8 persen dari periode sebelumnya.

BRI juga mendukung aksi pengurangan dampak perubahan iklim dengan menggencarkan digitalisasi layanan sepanjang 2020. “Kenaikan volume transaksi elektronik pada tahun lalu membuat emisi gas rumah kaca yang timbul berkurang, karena nasabah kini tak perlu repot bepergian ke kantor BRI terdekat untuk mendapatkan layanan transaksi keuangan,” imbuh Sunarso. Ia menyebut, tahun lalu, setidaknya ada 25,92 juta pengguna layanan elektronik internet banking BRI. Pada saat yang sama, ada 29,03 juta nasabah yang menggunakan layanan perbankan melalui mobile banking milik BRI. Jika ditotal, potensi penurunan emisi yang muncul dari digitalisasi BRI mencapai 412.400.385,28 kg CO2 eq per tahun lalu.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version