Menteri ESDM Bahlil Sebut Penambahan 10 Persen Saham Freeport Indonesia Bisa Berpotensi Gratis
Pajak.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa rencana penambahan 10 persen saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) berpotensi diperoleh tanpa biaya. Jika negosiasi berhasil, kepemilikan saham pemerintah akan meningkat dari 51 persen menjadi 61 persen, yang akan memperkuat kendali Indonesia atas perusahaan tambang besar tersebut.
Bahlil menjelaskan bahwa, saat ini proses divestasi masih menunggu finalisasi dari pihak Freeport. Namun, pihak Freeport Indonesia saat ini masih menangani dampak insiden kebakaran di pabrik asam sulfat mereka.
“Kami masih menunggu hasil finalisasi dari Freeport. Beberapa waktu lalu ada insiden kebakaran di pabrik asam sulfat mereka, jadi setelah tim selesai menangani ini, kami akan lanjutkan pembicaraan soal tambahan saham,” jelas Bahlil usai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, dikutip Pajak.com pada Jumat (1/11).
Dengan penambahan 10 persen saham, lanjut Bahlil, kepemilikan Indonesia akan mayoritas, yang memungkinkan pemerintah kontrol lebih kuat dalam pengelolaan sumber daya alam strategis di tambang Papua. Menurutnya, pemerintah berkomitmen agar pengelolaan tambang ini memberikan optimalisasi manfaat bagi negara.
“Saya pastikan bahwa perpanjangan ini akan bagus untuk Indonesia. Karena 50 persen sahamnya itu adalah sekarang milik pemerintah Indonesia,” tegas Bahlil.
Mengenai biaya tambahan saham 10 persen, Bahlil optimistis bahwa pembelian saham ini tidak akan membebani anggaran negara. Bahkan, ia menyebut bahwa opsi untuk memperoleh saham tambahan tersebut secara cuma-cuma masih terbuka. Namun, hal tersebut tergantung pada hasil negosiasi antara pemerintah dan Freeport Indonesia.
Bahlil mengatakan bahwa, proses penambahan saham 10 persen ini diharapkan selesai pada awal tahun 2025 mendatang. “Kami mengupayakan harga serendah mungkin. Bahkan berpotensi bisa gratis. Insya Allah, proses ini kita upayakan selesai paling lambat awal tahun depan, tergantung dari komunikasi PT Freeport,” ujar Bahlil.
Penambahan saham ini diharapkan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam mengelola tambang Freeport di Papua, sesuai dengan komitmen pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) bagi kepentingan nasional.
Comments