Menteri ESDM Bahlil: Pemerintah Kaji Skema Subsidi Tepat Sasaran untuk BBM dan LPG
Pajak.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang kaji secara mendalam kebijakan subsidi energi agar lebih tepat sasaran.
Adapun, untuk memastikan subsidi hanya dinikmati oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan, pemerintah membentuk tim khusus yang dipimpin langsung oleh Menteri ESDM.
“Pemerintah masih terus membahas beberapa langkah terkait dengan subsidi tepat sasaran, dan ini kita lagi godok. Kebetulan kami sendiri yang ditunjuk sebagai ketua tim dan dalam waktu dekat kita akan melaporkan ke Pak Presiden (Prabowo Subianto) untuk jadi materi/bahan referensi keputusan presiden,” ujar Bahlil usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, dikutip Pajak.com pada Jumat (1/11).
Menurut Bahlil, kajian ini sangat penting karena subsidi yang tepat memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama dalam menekan pengeluaran rumah tangga. Ia menjelaskan bahwa pemerintah sedang menghitung kebutuhan subsidi yang akurat agar tidak disalurkan pada kelompok yang tidak berhak.
“Data-datanya harus pas. Kemudian kita juga harus tahu siapa yang paling berhak untuk mendapatkan subsidi dan tidak. Semuanya saat ini masih dihitung. Jangan sampai subsidi jatuh kepada yang tidak berhak,” jelasnya.
Di sisi lain, Bahlil menyebut bahwa pemerintah sedang mengkaji berbagai skema pemberian subsidi. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah subsidi langsung kepada masyarakat yang memenuhi kriteria penerima bantuan.
“Ada beberapa formula yang tengah kami kaji. Salah satunya adalah subsidi langsung. Jika kajian ini rampung, kami akan segera melaporkannya kepada Presiden,” ujarnya.
Adapun, pemerintah telah menetapkan alokasi anggaran subsidi energi untuk tahun anggaran 2025 mendatang. Fokus utama subsidi tahun depan tetap pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Berdasarkan hasil rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada tanggal 27 Agustus 2024 lalu ditetapkan bahwa, untuk volume BBM bersubsidi yang dialokasikan pada tahun 2025 mencapai 19,41 juta kiloliter (KL).
Rinciannya, minyak tanah sebesar 0,52 juta KL dan minyak solar sebesar 18,89 juta KL. Sementara itu, untuk LPG 3 kg, pemerintah mengalokasikan volume sebesar 8,2 juta metrik ton.
Pemerintah berharap skema subsidi yang lebih tepat sasaran dapat mendorong efisiensi anggaran sekaligus menjamin bantuan negara benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
Comments