Menu
in ,

Menparekraf Optimis Kondisi Garuda Indonesia Bisa Pulih

Menparekraf Optimis Kondisi Garuda Indonesia Bisa Pulih

FOTO: IST

Pajak.comJakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimistis kondisi maskapai Garuda Indonesia bisa kembali pulih melalui serangkaian upaya restrukturisasi, juga seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Sebagai mantan pengusaha yang pernah berkecimpung di sektor penerbangan, ia pun menaruh simpatinya dan akan berupaya sekuat mungkin untuk membantu maskapai pelat merah itu.

Apalagi, Garuda Indonesia memegang peranan penting dalam menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Terutama dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan.

“Ada ratusan ribu dan jutaan (lapangan kerja) dalam ekosistem penerbangan ini yang tersentuh dengan kehadiran Garuda. Jadi saya akan all out untuk mengupayakan bagaimana Garuda Indonesia bisa kita dukung dalam melakukan restrukturisasi,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, dikutip Pajak.com, Selasa (14/12).

Selain restrukturisasi utang, Sandiaga mengusulkan kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra untuk fokus pada dua hal, yakni memenuhi kebutuhan kargo yang meningkat, dan menggarap pasar wisatawan nusantara yang jumlahnya saat ini lebih besar dari wisatawan mancanegara.

Hal ini juga sejalan dengan terlaksanya ajang Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) yang masih berlangsung hingga tanggal 16 Desember mendatang. Dari ajang ini pula ia melihat antusiasme masyarakat terus meningkat untuk bepergian ke destinasi-destinasi wisata Indonesia.

Sandiaga yang didaulat sebagai Chief Influencer Officer Garuda Indonesia ini juga mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam GATF. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk dukungan kepada pemulihan maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang terdampak oleh pandemi COVID-19.

“Saya lihat ada antusiasme, bahwa wisatawan mancanegara memang belum memasuki Indonesia, tapi kita bisa fokus dengan wisatawan nusantara yang lebih banyak dan sekarang mulai kekurangan alternatif untuk kunjungan karena penerbangan yang berkurang,” jelasnya.

FOTO: IST

Menparekraf berharap langkah-langkah restrukturisasi yang akan diambil ini bisa menjadi sebuah gerakan bersama dalam satu ekosistem pariwisata, sehingga, ikhtiar pemulihan kondisi Garuda Indonesia ini tidak hanya menjadi beban bagi pemerintah saja, tapi menjadi sebuah gerakan nasional karena semua bisa terlibat untuk mendukung pemulihan Garuda Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, Garuda Indonesia tengah terlilit utang jumbo mencapai 9,75 miliar dollar AS atau sekitar Rp 138,45 triliun. Namun, manajemen Garuda disebut telah menyiapkan proposal restrukturisasi untuk melakukan renegosiasi dengan para sekitar 800 lessor dan kreditur untuk mengurangi utang menjadi 3,69 miliar dollar AS.

Salah satu upaya restrukturisasinya, Garuda akan mengurangi jumlah pesawat dari 202 armada pada 2019 menjadi 134 pada 2022. Pengurangan jumlah armada ini sejalan dengan pemangkasan rute serta tipe pesawat. Garuda berencana akan berfokus pada rute potensial dalam negeri, dan bakal memangkas armadanya dari total 13 jenis menjadi hanya 7 jenis pesawat.

Selain itu, Garuda akan melakukan negosiasi utang atas kontrak sewa pesawat yang masih akan dipakai perseroan pada masa mendatang, sehingga biaya sewa pesawat Garuda dan anak usahanya—Citilink—dapat turun menjadi 40 persen-50 persen dari tarif saat ini. Lainnya adalah Garuda akan menempuh pembatalan nilai utang dan tunggakan secara material. Pengurangan utang akan dilakukan untuk tipe-tipe kreditur tertentu.

Belakangan, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga mengabulkan tuntutan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara terhadap Garuda Indonesia oleh PT Mitra Buana Koorporindo. Gugatan PKPU ini disampaikan atas utang perusahaan senilai Rp 4,16 miliar, yang merupakan kewajiban usaha terkait dengan kerja sama pengadaan layanan sewa dan managed service end user computing domestik.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version