Menu
in ,

Menparekraf-Menves Sepakat Perkuat Investasi Parekraf

Pajak.comJakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif resmi bekerja sama dengan Kementerian Investasi untuk membangkitkan pariwisata dalam agenda pemulihan ekonomi nasional, perkuat investasi parekraf. Hal itu dituangkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama di Bidang Penanaman Modal pada Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dilakukan kedua belah pihak secara virtual, Senin (23/8).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sinergi yang secara formal terjalin hari ini merupakan momentum kebangkitan perekonomian Indonesia terutama setelah melalui masa-masa sulit di tengah hantaman pandemi COVID-19.

“Sebagai seorang investor, saya memahami bagaimana peluang-peluang terbaik itu justru muncul di situasi yang kita kenal dengan volatility, uncertainty, complexity and ambiguity (VUCA). Dan, COVID-19 ini the mother of VUCA. Tentunya dalam keadaan seperti sekarang, kita melihat kondisi yang sangat tertekan. Tapi, tentunya ada peluang-peluang jika kita bisa memanfaatkan peluang tersebut,” ungkapnya pada konferensi pers virtual, pasca acara penandatanganan MoU.

Sebelumnya, Sandiaga berharap adanya kolaborasi kedua kementerian ini dapat meningkatkan dan perkuat kontribusi investasi di sektor parekraf Indonesia antara lima sampai tujuh setengah persen hingga tahun 2024. Di sisi lain, dengan peningkatan angka investasi ini maka lapangan pekerjaan bagi pelaku parekraf di Tanah Air dapat terbuka seluas-luasnya. Mengingat, ada sekitar 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini.

“Dengan kerja keras kita bersama, dengan gotong royong, gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi, kita akan bangkit di masa sulit dan menang melawan COVID-19. Melalui MoU ini, diharapkan akan membuka kesempatan dan peluang bagi para pelaku usaha baik di sektor pariwisata maupun investasi agar bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, menggerakkan perekonomian, dan mensejahterakan masyarakat,” urainya.

Sementara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengemukakan, realisasi investasi di sektor pariwisata memang menurun tajam. Untuk itu, ia menegaskan kerja sama di sektor parekraf harus dilakukan bersama agar bisa mengembalikan optimisme dunia usaha untuk pulih dan kembali berinvestasi di Indonesia.

“Pandemi COVID-19 tidak pernah terbayang siapa pun akan turun lamanya seperti sekarang. Kondisi pandemi COVID diawali kesehatan, kemudian berdampak ekonomi dan sosial. Dari sebagian persoalan itu, saya melihat yang paling tertekan adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Bahlil.

Ia pun mengharapkan para pengusaha khususnya di sektor parekraf tidak pesimistis dan dapat bangkit serta tumbuh termasuk saat berada di posisi terendah. Karena, menurutnya pengusaha hebat adalah yang jatuh tetapi bisa bangkit lagi.

“Saya pernah merasakan posisi paling di bawah, menengah, sampai sekarang. Kalau kita jadi pengusaha di titik terendah di bawah, jangan kita pesimis dan tidak percaya diri. Karena pengusaha hebat pengusaha dari bawah naik ke atas kemudian jatuh lagi dan bangkit lagi,” pesannya.

Di sisi lain, Bahlil memastikan pemerintah tetap hadir salah satunya dengan mempermudah perizinan bagi industri kreatif melalui Online Single Submission (OSS) berbasis risiko yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu.

“Teman-teman dunia usaha, hari ini negara telah hadir untuk mempermudah perizinan berusaha. Industri kreatif adalah salah satu yang mendapat perizinan gratis dengan SNI dan sertifikat halal yang dibiayai negara. Pengurusannya juga lewat OSS, tidak lebih dari tiga jam sudah selesai,” ucap Bahlil.

“Ada yang kalau IT-nya bagus, sinyalnya bagus, internetnya bagus itu cuma 30 menit. Tapi kalau lemot ada dua sampai tiga jam,” imbuhnya.

Setelah penandatanganan MoU tersebut, Bahlil bilang bahwa kedua pihak akan membentuk tim kecil untuk membuat skala prioritas agar program-program yang dilaksanakan bisa lebih terukur.

“Kita akan bentuk tim kecil supaya langsung menyentuh wilayah-wilayah yang dibutuhkan terlebih dahulu supaya terukur. Karena, kita tahu potensi pariwisata kita paling besar, tapi kalau kita hajar semuanya, sampai lima tahun pun tidak selesai-selesai. Jadi kita tentukan sektor-sektor yang prioritas,” tandasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version