in ,

Mendag Klaim Swasembada Pangan Bisa Hemat Devisa 5,2 Miliar Dollar AS

Mendag Swasembada Pangan
FOTO: IST

Mendag Klaim Swasembada Pangan Bisa Hemat Devisa 5,2 Miliar Dollar AS

Pajak.com, Surabaya – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan bahwa swasembada pangan untuk empat komoditas utama dapat menghemat devisa hingga 5,2 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Komoditas tersebut meliputi beras, gula, garam, dan jagung. Menurut Budi, penghematan tersebut dapat dialokasikan untuk berbagai kebutuhan strategis, termasuk penyediaan pupuk pertanian dan kebutuhan sektor perikanan.

“Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat menghemat devisa sekitar 5,2 miliar dollar AS. Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan,” ujar Budi dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Surabaya, dikutip Pajak.com pada Rabu (8/1/2025).

Impor Menurun, Fokus pada Swasembada

Dalam lima tahun terakhir (2020–2024), Indonesia mengimpor beras, gula, garam, dan jagung dengan nilai yang signifikan. Meski begitu, pria yang akrab disapa Busan tersebut mencatat adanya tren penurunan impor pada gula dan garam selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan potensi untuk mewujudkan swasembada di masa mendatang.

Baca Juga  Pemerintah Bakal Tarik Pinjaman dari Luar Negeri Rp 128 Triliun d

Rapat tersebut juga membahas sinergi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menyukseskan target swasembada pangan pada 2027 yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Jawa Timur dinilai memiliki potensi besar berkat kelebihan kondisi pertanian yang mendukung target tersebut.

Dalam kesempatan itu, Busan menyoroti sejumlah produk pangan yang mampu menunjukkan keberhasilan swasembada dengan surplus yang diarahkan untuk ekspor. Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen.

Sementara itu, di Jawa Timur, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor satu yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam.

Baca Juga  Ekonomi Indonesia Kian Tangguh: Inflasi Terkendali dan PMI Manufaktur “Rebound” di Akhir 2024

“Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan,” jelasnya.

Untuk mendukung keberlanjutan pasokan pangan, Kementerian Perdagangan mempersiapkan gudang-gudang dalam program Sistem Resi Gudang (SRG). Jawa Timur memiliki enam gudang SRG aktif, 17 flat, dan satu silo SRG yang belum beroperasi (idle). Total kapasitas gudang SRG idle di Jawa Timur mencapai 25.900 ton.

Langkah ini diharapkan dapat membantu pengelolaan pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok (bapok).

Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok

Di sisi lain, Busan juga menyoroti stabilitas harga kebutuhan pokok di Jawa Timur. Meskipun ada kenaikan harga untuk cabai merah keriting yang mencapai Rp48.100/kg, angka ini masih lebih rendah dibanding harga nasional, yaitu Rp51.000/kg, dan jauh di bawah harga acuan Rp55.000/kg.

Baca Juga  BI: Nilai Inflasi 2024 Tetap terjaga 1,57 Persen

“Harga di Jawa Timur memang relatif stabil, harganya bagus. Ada beberapa komoditas yang memang sedikit naik harga. Walaupun begitu, harganya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan,” tutup Mendag Busan.

Dengan langkah-langkah yang sudah dirancang, pemerintah optimistis target swasembada pangan pada 2027 dapat tercapai.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *