in ,

Manufaktur Ekspansif, Optimisme Konsumen Jadi Penggerak Pemulihan Ekonomi Indonesia

FOTO : IST

Manufaktur Ekspansif, Optimisme Konsumen Jadi Penggerak Pemulihan Ekonomi Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Aktivitas sektor manufaktur Indonesia kembali mencatat tren positif di tengah tekanan global. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2025 tercatat di level 52,4, menandai fase ekspansi yang berlanjut sejak Desember 2024. Kinerja ini sekaligus memperkuat sinyal bahwa pemulihan ekonomi nasional masih berada di jalur yang stabil.

PMI di atas angka 50 menunjukkan ekspansi, dan keberlanjutan tren ini selama empat bulan berturut-turut mencerminkan bahwa sektor industri tetap resilien di tengah dinamika domestik maupun global. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, menyebutkan bahwa momentum pertumbuhan dipicu oleh kombinasi permintaan domestik dan ekspor yang terus menguat.

Baca Juga  Wamenkeu Thomas Ungkap Optimisme Indonesia di Tengah Perang Tarif AS-Tiongkok

“Aktivitas manufaktur yang terus ekspansif didorong oleh pertumbuhan produksi yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir, baik dari peningkatan permintaan domestik selama Ramadan dan Idulfitri maupun dari permintaan ekspor,” jelas Febrio dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Jumat (11/4/2025).

Kinerja manufaktur Indonesia juga ditopang oleh ekspansi serupa di sejumlah negara mitra dagang utama. PMI Tiongkok tercatat 51,2, India 58,1, dan Amerika Serikat 50,2, semuanya berada di zona ekspansi. Kondisi ini menciptakan ruang yang lebih luas bagi industri nasional untuk memperluas pasar dan menjaga daya saing ekspor.

Tak hanya dari sisi produksi, konsumsi masyarakat sebagai pilar utama ekonomi domestik juga menunjukkan penguatan. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 mencapai 126,4, mencerminkan keyakinan masyarakat yang meningkat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya ke depan.

Baca Juga  Komdigi Bantah Batasi Promo Bebas Ongkir “E-Commerce”, Ini Penjelasannya!

Sementara itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 0,5 persen. Meski tumbuh moderat, peningkatan ini tetap relevan karena didorong oleh sektor otomotif, khususnya penjualan suku cadang dan aksesori. Kenaikan permintaan pada segmen ini menunjukkan perbaikan daya beli dan mobilitas masyarakat yang semakin pulih.

Melihat berbagai indikator yang menguat, pemerintah menyatakan komitmennya untuk terus menjaga kepercayaan konsumen dan kestabilan ekonomi makro melalui kebijakan fiskal dan moneter yang kredibel. Konsumsi domestik akan tetap dijaga sebagai tulang punggung pertumbuhan, mengingat kontribusinya yang besar terhadap produk domestik bruto (PDB).

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *