Menu
in ,

Luno dan MPC Joint Venture Perkuat Ekosistem Kripto

Luno dan MPC Joint Venture Perkuat Ekosistem Kripto

FOTO: IST

Pajak.com, JakartaLuno, platform perdagangan aset kripto, menjalin kerja sama patungan (joint venture) dengan PT Multipolar Tbk (MPC), perusahaan investasi milik Lippo Group. Kolaborasi Joint Venture Luno dan MPC ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem jual-beli aset digital di Indonesia, khususnya kripto.

“Kami sangat antusias menyambut kemitraan ini. Melihat pertumbuhan pasar aset kripto di Indonesia yang luar biasa pada tahun 2021 dan dukungan dari Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) mendorong kami untuk terus berkomitmen meningkatkan bisnis dan memberikan layanan terbaik di platform Luno,” kata Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas, dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com, pada (17/12).

Selain itu, Luno dan MPC juga akan melanjutkan program-program edukasi kripto. Terutama untuk membantu masyarakat agar bisa mengenal kripto dengan lebih baik dan komprehensif.

Jay mengungkap, Luno dan Lippo Group memiliki rekam jejak kerja sama yang cukup panjang. Tepatnya sejak tahun 2015, saat Venturra Capital memimpin putaran pendanaan seri-A Luno Indonesia. Berkat dukungan dari Venturra, Luno memasuki pasar Indonesia secara resmi pada tahun 2016. Sejak saat itu, Lippo Group terus memberikan dukungan pada Luno, bahkan setelah Luno diakuisisi oleh Digital Currency Group pada tahun 2020. Venturra Capital adalah salah satu perusahaan portofolio dari MPC.

Hal senada juga diungkapkan CEO MPC, Adrian Suherman. Ia mengatakan, bersama Luno, MPC akan semakin menggencarkan literasi finansial terkait aset kripto dan menghapuskan stigma bahwa aset kripto bukanlah bisnis yang riil. Industri ini memiliki potensi yang sangat besar hingga tahun yang akan datang.

“Untuk mencapai visi tersebut, Luno akan mengerahkan pengetahuan dan keahliannya terkait industri kripto global, dan MPC akan melengkapinya dengan wawasan dan pemahaman terhadap karakter pasar Indonesia,” kata Adrian.

Program edukasi kripto itu sejalan dengan survei terbaru oleh Luno dan YouGov yang menyatakan bahwa alasan utama 62 persen masyarakat Indonesia belum berinvestasi di kripto adalah karena kurangnya pemahaman atau informasi yang baik. Di sisi lain, 30 persen masyarakat Indonesia mengaku sudah familiar dengan kripto, jauh melebihi aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20 persen) dan pinjaman peer-to-peer (18 persen).

“Melihat fakta tersebut, potensi pasar kripto di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Berdasarkan data dari Bappebti, jumlah pengguna kripto di Indonesia per Juli 2021 mencapai angka 7,4 juta orang. Angka itu meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya jumlah investor, volume perdagangan kripto pun melonjak tajam hingga 6 kali lipat dari Rp 60 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 370 triliun per Mei 2021,” sebut Andrian.

Di tahun 2021, Luno telah mencatatkan total volume transaksi dengan pertumbuhan sebesar 4 kali lipat di Indonesia dibandingkan dengan total volume transaksinya di sepanjang 2020.

Secara global, Andrian menyebut, Luno juga telah memiliki lebih dari 9 juta pelanggan dan menjadi platform peringkat keenam perdagangan kripto terbaik di dunia versi CryptoCompare. Luno menjadi satu-satunya platform perdagangan kripto di Indonesia yang berhasil masuk ke peringkat ke-10 dan mendapatkan skor grade A.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version