Menu
in ,

Jokowi Lepas Ekspor Pertanian ke 61 Negara

Jokowi Lepas Ekspor Pertanian ke 61 Negara

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program Merdeka Ekspor yang ditandai dengan pelepasan ekspor beragam produk pertanian senilai Rp 7,29 triliun dari 17 pintu pelabuhan atau bandara di 17 provinsi di Indonesia, pada Sabtu (14/8). Produk pertanian itu diekspor ke 61 negara, di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat, India, Jepang, Korsel, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, Pakistan. Peluncuran program Merdeka Ekspor sekaligus sebagai momentum menyambut peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia.

Jokowi memberi penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para petani, peternak, pekebun, pelaku usaha agribisnis, dan pemangku kepentingan pertanian yang selama masa pandemi telah bekerja keras memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Bahkan, saat ini berhasil meningkatkan ekspor produk-produk pertanian di dalam negeri.

“Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi. Ekspor pertanian di tahun 2020 mencapai Rp 451,8 triliun, naik 15,79 persen dibandingkan tahun 2019 yang angkanya Rp 390,16 triliun. Dan, pada Semester I-2021 dari Januari sampai dengan Juli 2021, ekspor mencapai Rp 282,86 triliun atau naik 14,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yaitu sebesar Rp 202,05 triliun,” ungkap Jokowi secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.

Selain itu, menurut Jokowi, akselerasi ekspor komoditas pertanian akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. “Saya mendapat angka nilai tukar petani terus membaik. Pada Juni 2020 nilai tukar petani berada di angka 99,60, secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 mencapai 103,25. Dan, pada Juni 2021 mencapai 103,59. Ini menurut saya sebuah kabar yang baik bisa memacu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi,” ungkapnya.

Sekali lagi, Jokowi mengapresiasi kinerja sektor pertanian. Beberapa produk yang sudah mulai dikembangkan selama pandemi, antara lain ekspor beras ke Saudi Arabia. Ia mendukung para petani untuk mengekspor beras, namun kementerian pertanian harus memastikan terlebih dahulu pemenuhan stok kebutuhan beras dalam negeri. Kalkulasi stok beras pun harus akurat.

“Saya juga minta kepada wali kota, bupati, dan gubernur, untuk menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing. Segera garap pertanian potensial untuk dikembangkan. Perkuat petani dengan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan. Saya sudah banyak bicara dengan dirut-dirut (direktur utama) perbankan agar pertanian mendapatkan perhatian khusus. Ini ada pasar yang besar untuk kita masuki, tapi ekspor pun jangan mentah—bentuk umbi-umbian. Paling tidak sudah ada bentuk, tercacah, atau syukur-syukur barang jadi. Target kita memang hilirisasi,” jelas Jokowi.

Ia juga minta agar kepala daerah bisa menghubungkan komoditas pertanian dengan supply chain nasional maupun global, sehingga petani atau pelaku usaha pertanian mudah melakukan ekspor. Jika itu terlaksana, Jokowi optimistis Indonesia akan menjadi pusat produksi pertanian yang berorientasi ekspor di dunia.

Di sisi lain, ia pun mengingatkan, sektor pertanian jangan hanya fokus pada produksi, kuasai pula teknologi untuk meningkatkan nilai tambah.

“Saat ini dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 293 kabupaten/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor, baik itu produk sawit, karet, kopi, dan beberapa komoditas lain yang diminati pasar global. Masih banyak komoditas pertanian yang masih bisa dikembangkan, ada sarang burung walet, porang, minyak aksiri, bunga melati, tanaman hias, dan produk lainnya,” sebut Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, volume ekspor yang dilepas dalam program ini mencapai 627,4 juta ton atau senilai Rp 7,29 triliun dan  meliputi komoditas perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan komoditas lainnya.

“Tahun 2024 ditargetkan ekspor pertanian tiga kali lipat melalui peningkatan kerja sama dengan pemerintah daerah. Program Merdeka Ekspor ini adalah sesuatu yang membanggakan bagi kami seluruh bangsa Indonesia, khususnya keluarga pertanian yang ada, baik petani yang ada di desa-desa, gunung, dan seluruh pelosok daerah,” kata Yasin Limpo dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ia menambahkan, ekspor pertanian merupakan kunci untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Program Merdeka Ekspor juga memiliki tujuan untuk mempercepat  dan mengakomodir ragam produk di seluruh Indonesia, menggerakkan daerah untuk melakukan ekspor pertanian, dan mendorong program Tiga Kali Ekspor Pertanian—program kementerian pertanian.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version