Industri Petrokimia Bernilai Rp 59 T di Cilegon akan Produksi Komersial pada Maret 2025
Pajak.com, Cilegon – Setelah mangkrak selama enam tahun, proyek investasi besar-besaran di sektor petrokimia senilai Rp 59,37 triliun milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) akan resmi produksi secara komersial pada Maret 2025 mendatang.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani melakukan kunjungan ke kawasan industri PT LCI untuk meninjau secara langsung kesiapan perusahaan memulai produksi komersialnya pada bulan Maret 2025.
“Saya sangat mengapresiasi PT Lotte Chemical Indonesia juga dukungan dari pemerintah daerah sehingga pembangunan pabrik petrokimia ini sudah hampir selesai, kurang lebih 98,7 persen. Diharapkan bulan Maret nanti sudah mulai produksi dan bulan Mei sudah mulai ekspor,” ungkap Rosan dalam keterangan pers sesaat setelah mengunjungi fasilitas produksi yang dibangun di atas lahan seluas 110 hektare tersebut, dikutip Pajak.com pada Kamis (12/9).
Adapun, PT LCI merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021. Setelah menghadapi berbagai kendala perizinan dan tumpang tindih lahan, proyek ini berhasil dimulai kembali konstruksinya pada April 2022.
Proyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilirisasi lainnya seperti butadiene, dan BTX (benzene, toluene, xylene). Produk-produk ini akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.
“Industri ini sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia. Tentunya di saat yang bersamaan, perusahaan juga menyerap 14 ribu tenaga kerja. Hanya 4 persen tenaga kerja dari Korea. Dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon,” ungkap Rosan.
Rosan juga menekankan bahwa pemerintah memiliki kebijakan insentif super tax deduction hingga 200 persen bagi perusahan yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan vokasi. Hal ini menjadi wujud upaya pemerintah untuk memastikan bahwa tidak hanya perusahaan yang tumbuh dan berkembang tetapi juga sumber daya manusia di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, President Director PT LCI Yim Dong Hee, juga mengapresiasi kehadiran Menteri Investasi/Kepala BKPM ke fasilitas produksi LCI hari ini. Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah atas setiap perkembangan investasi yang terjadi di LCI.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Investasi dan pemerintah daerah. Tahun depan, kami siap berproduksi, kami harap dapat kembali mengundang pemerintah ke sini,” ujar Yim Dong Hee.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi PT Lotte Chemical Indonesia tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia, karena mayoritas pemegang saham 51 persen adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd, yang berbasis di Malaysia. Selama 10 tahun terakhir, Malaysia menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai 21,86 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Korea Selatan, sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT LCI, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar 18,20 miliar dollar AS Kehadiran kedua negara ini dalam proyek petrokimia strategis menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi Indonesia.
Comments