Indonesia dan PEA Sepakati Kerja Sama Strategis di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Pajak.com, Abu Dhabi – Pemerintah Indonesia dan Persatuan Uni Emirat Arab (PEA) mempererat hubungan bilateral di sektor energi dan sumber daya mineral melalui penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP). Perjanjian ini ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei, Sabtu (23/11), di Abu Dhabi.
Penandatanganan MSP dilakukan di sela kunjungan kerja Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang bertemu dengan Presiden PEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Dalam pertemuan bilateral sebelumnya, Prabowo dan Bahlil membahas isu-isu penting yang dapat memberikan manfaat bersama bagi kedua negara.
“Melalui MSP ini, kita tidak hanya mempererat persahabatan, tetapi menciptakan solusi konkret dalam mengatasi tantangan energi di dalam negeri dan global,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Senin (25/11).
Penguatan Kerja Sama di Berbagai Bidang
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, seperti pertukaran informasi, pembiayaan proyek, transfer teknologi bersih, serta pengembangan sumber daya manusia. Bahlil menyebut, dukungan dari PEA dapat mempercepat pengembangan sektor energi di Indonesia, khususnya melalui teknologi inovatif dan pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan.
“Kolaborasi ini merupakan bagian dari pengembangan energi baru terbarukan (EBT), termasuk inisiatif dekarbonisasi, pengurangan emisi, dan kegiatan hulu-hilir migas dengan teknologi rendah emisi,” tambahnya.
Dalam implementasinya, MSP ini akan mencakup pembiayaan proyek seperti Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS), pengembangan biofuel, dan teknologi hidrogen. Selain itu, kedua negara juga akan berbagi pengetahuan terkait kebijakan energi serta meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang ini.
Mendukung Visi Indonesia “Net Zero Emissions”
Bahlil menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi Indonesia mencapai Net Zero Emissions pada 2060. “Kami percaya, dengan sinergi yang apik, Indonesia dan PEA dapat menjadi pionir dalam mentransformasi energi global,” katanya.
Melalui kerja sama ini, Indonesia juga berharap dapat memperkuat rantai pasok mineral, termasuk pengolahan midstream dan downstream, serta manufaktur terintegrasi. “Ini tentang legacy sektor energi yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang,” pungkas Bahlil.
Dengan komitmen kuat kedua negara, kerja sama ini diharapkan mampu menciptakan dampak positif tidak hanya bagi hubungan bilateral, tetapi juga bagi transformasi energi global yang berkelanjutan.
Comments