Incar Turun Emisi 32 Persen di 2030, Ini Jurus Dekarbonisasi Pupuk Kaltim
Pajak.com, Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus berkontribusi pada target Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060. Senior Vice President Pengembangan dan Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim Propan Weber Suhardiyatno memastikan, pihaknya menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 32 persen pada 2030 melalui sejumlah proyek strategis.
“Pupuk Kaltim terus bertransformasi dan memperkuat strategi keberlanjutan melalui integrasi prinsip ESG di setiap aspek operasional perusahaan. Kami percaya, keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, namun juga bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan, memberdayakan masyarakat, serta menerapkan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan beretika,” kata Propan melalui keterangan resmi yang diterima Pajak.com, Selasa (20/5/2025).
Propan mengemukakan, salah satu program utama dalam agenda dekarbonisasi adalah proyek co-firing batu bara dengan biomassa di pembangkit tenaga uap (boiler) milik Pupuk Kaltim. Menurutnya, teknologi ini menggantikan sebagian penggunaan batu bara dengan biomassa terbarukan. Adapun co-firing ini dijalankan di boiler dengan kapasitas 220×2 ton per jam.
“Kami memiliki target dekarbonisasi dengan co-firing. Dengan pengurangan 5 persen saja batu bara, kami bisa mengurangi hingga 59.000 ton emisi karbondioksida (CO₂) per tahunnya,” jelasnya.
Tak berhenti di situ, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) ini juga tengah membangun pabrik soda ash berbasis konsep ekonomi sirkular. Fasilitas ini diproyeksikan mampu menyerap hingga 174.000 ton CO₂ setiap tahunnya. Di sisi lain, proyek revamping Pabrik Amoniak Pupuk Kaltim 2 ditargetkan dapat menekan emisi sebesar 110.000 ton CO₂ per tahun pada 2030 sekaligus meningkatkan efisiensi energi.
Propan juga bilang bahwa Pupuk Kaltim turut mengembangkan energi terbarukan melalui pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang ditargetkan dapat mengurangi emisi 900 ton CO₂ per tahun. Untuk aktivitas operasional, Pupuk Kaltim juga mulai menggunakan kendaraan listrik, dengan potensi pengurangan emisi hingga 110 ton CO₂ pada tahun yang sama.
“Target penurunan emisi sebesar 32 persen yang diusung Pupuk Kaltim akan dicapai melalui serangkaian program strategis yang berfokus pada efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan ekonomi sirkular di lini produksi. Komitmen ini sejalan dengan target NZE yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2060,” paparnya.
Propan mengklaim, upaya keberlanjutan Pupuk Kaltim juga diwujudkan melalui inovasi produk ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengembangan pupuk NPK Pelangi Jos yang diformulasikan dengan mikroba untuk meningkatkan efisiensi penyerapan oleh tanaman.
“Produk tersebut tengah kami kembangkan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan hasil uji coba, pupuk ini mampu meningkatkan efisiensi pemupukan hingga 25 persen serta mendorong peningkatan produktivitas pertanian sebesar 15 persen,” ujarnya.
Di bidang sosial, Pupuk Kaltim aktif mendorong kesejahteraan petani melalui program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR). Program yang diinisiasi Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia ini bertujuan membentuk ekosistem pertanian terpadu dengan melibatkan penyedia benih, offtaker, lembaga asuransi, hingga penyedia pembiayaan.
“Pada 2024, program ini berhasil diimplementasikan di hampir 100.819 hektar lahan dan 42.027 petani. Program ini diperkirakan mampu meningkatkan produktivitas pertanian mulai dari 11 persen hingga 67 persen. Program ini akan terus kami lakukan dan tiap tahun terus kami tambah petani yang terlibat dan luas lahan yang dibina,” ucap Propan.
Rangkaian inisiatif tersebut, lanjut Propan, menempatkan Pupuk Kaltim sebagai salah satu pelopor ESG di sektor agrokimia nasional. Perusahaan pelat merah ini meraih skor ESG Risk Rating sebesar 21,9 dari Sustainalytics, menempatkannya di tiga besar dari 81 perusahaan global dalam kategori agrokimia.
Pupuk Kaltim juga mempertahankan predikat Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama delapan tahun berturut-turut, serta Proper Emas Daerah dari Pemprov Kalimantan Timur selama sembilan tahun. Prestasi lainnya termasuk predikat Platinum dalam Asia Sustainability Reporting Rating selama tujuh tahun berturut-turut, dengan skor 93–100, serta penghargaan Gold Star Award untuk perusahaan nonemiten pada ajang Investortrust ESG Awards 2024.
Comments