Menu
in ,

Erick Thohir Pastikan BUMN Akselerasi Hilirisasi Batu Bara

Pajak.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan BUMN melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara. Hal ini sejalan dengan dimulainya pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Produk DME diharapkan dapat digunakan untuk subtitusi liquefied petroleum gas (LPG) yang saat ini masih impor sekaligus percepatan transformasi penggunaan energi hijau.

“BUMN mendukung penuh arahan Presiden Jokowi yang terus mendorong gasifikasi baru bara. Proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) akan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia,” kata Erick dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com(25/1).

Ia menyebutkan, proyek strategis nasional (PSN) itu akan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dollar AS atau setara Rp 30 triliun selama 20 tahun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME yang akan mengurangi impor LPG sebanyak 1 juta ton per tahun. PSN gasifikasi baru bara juga memberikan efek berganda (multiplier effect), yakni menarik investasi asing lainnya, memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), hingga penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kerja sama gasifikasi batu bara itu diyakini mampu menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja. Gasifikasi batu bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro. Ini sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan produk impor, transformasi ke ekonomi hijau, serta energi baru dan terbarukan. Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batubara menjadi gas DME juga merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global,” kata Erick.

Selain itu, pemerintah menargetkan proyek DME dapat menekan anggaran subsidi LPG dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Pasalnya, impor LPG saat ini nilainya mencapai Rp 80 triliun dari total kebutuhan Rp 100 triliun. Adapun dengan perhitungan produksi DME sebesar 1,4 juta metrik ton per tahun atau setara 1 juta ton LPG,  maka negara dapat menghemat hingga Rp 7 triliun per tahun dari pemberian subsidi LPG 3 kg.

Chairman, President, and Chief Executive Officer (CEO) APCI Seifi Ghasemi menyampaikan, saat ini Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2030. Oleh karena itu, APCI menunjukkan komitmen melalui investasi gasifikasi batu bara di Indonesia yang bernilai strategis.

“Kami sebagai perusahaan gas industri global terkemuka, berkomitmen untuk melanjutkan investasi pada proyek bernilai multi-miliar dollar seperti halnya proyek ini di Indonesia,” ungkap Seifi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail menyampaikan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME ini sejalan dengan fokus jangka panjang perusahaan dalam mengembangkan industri hilirisasi berbasis sumber daya alam, utamanya dalam rangka memberikan nilai tambah batu bara secara optimal.

“Menindaklanjuti arahan bapak presiden hari ini, kami berkomitmen penuh untuk segera merealisasikan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME ini. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari semua pihak, khususnya kementerian investasi/BKPM, kementerian BUMN, dan kementerian ESDM agar proyek ini dapat segera terwujud sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia,” kata Arsal.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version