Menu
in ,

Dukung Startup, Pemerintah Siapkan Merah Putih Fund

Dukung Startup, Pemerintah Siapkan Merah Putih Fund

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah terus berupaya mendukung startup maupun unicorn dengan menyiapkan pembentukan Merah Putih Fund. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan Merah Putih Fund pada Desember 2021 mendatang.

“Potensi dari unicorn-unicorn kita masih sangat besar tetapi selama ini kita selalu mengeluh unicorn-unicorn kita investasinya dari asing dan kita marah. Padahal kita sendiri tidak pernah mengintervensi kegiatan digital ini. Oleh karena itu, kita me-launching Merah Putih Fund. Kita siapkan Merah Putih Fund supaya startup ada pendanaan, pendampingan, dan off-taker,” kata Erick dalam webinar Digital Technopreneur Fest and Socio Technopreneur Campus 2021, pada (19/11).

Ia mengungkapkan, ada tiga standar yang ditetapkan untuk startup atau unicorn agar bisa mendapatkan pendanaan dari Merah Putih Fund.

Pertama, yaitu pendirinya orang Indonesia, perusahaannya beroperasi di Indonesia, dan masuk ke pasar modal Indonesia.

Secara teknis, Erick sedang membentuk tim untuk mengonsolidasikan investasi BUMN di startup, sehingga pengelolaannya pun bisa efektif dan tepat sasaran. Saat ini BUMN yang masuk ke pendanaan startup, antara lain PT Telkom Indonesia Tbk, PT Telkomsel Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

“Kami sekarang membentuk tim untuk menjadi kurasinya, sehingga investasinya itu benar. Standar tersebut bukan menunjukkan BUMN anti dengan asing. Hanya saja, kita ingin startup yang menerima investasi dari BUMN benar-benar memberikan dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia,” kata Erick.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menekankan pentingnya peran ekonomi digital bagi perekonomian Indonesia. Saat ini ekonomi Indonesia secara gross domestic product (GDP) sekitar Rp 15.400 triliun atau 1,1 triliun dollar AS.

“Pada 2030, ekonomi Indonesia Indonesia diproyeksikan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat menjadi Rp 24.000 triliun hingga Rp 30.000 triliun, exposure dari ekonomi digital akan tumbuh dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun,” kata Lutfi.

Proyeksi itu bersumber dari beberapa sektor.

Pertama, e-commerce nilainya akan menjadi sekitar Rp 1.900 triliun.

Kedua, teknologi pendidikan (edutech) nilainya diproyeksi tembus Rp 160 triliun. Sektor edutech ini sangat penting untuk membentuk generasi emas Indonesia di masa yang akan datang. Sektor digital harus mampu meningkatkan taraf pendidikan dan kualifikasi tingkat pendidikan para pekerja di Indonesia. Sebagai gambaran, kita menerima 25 juta siswa SD (sekolah dasar) tapi yang sampai lulus SMA (sekolah menengah atas) hanya 10 juta siswa. Ada 15 juta yang hilang ditelan emisi,” jelas Lutfi.

Ketiga, teknologi digital dalam layanan kesehatan (health tech) yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 476 triliun. “Setiap satu dokter yang lulus saat ini harus menanggung 600 pasien baru, jadi harus ada teknologi yang baik untuk bisa memberikan pelayanan ke angkatan dokter muda kita,” tambah Lutfi.

Dengan demikian, selain dukungan pemerintah, ia meminta kontribusi dari para pengusaha Indonesia maupun masyarakat untuk mendukung sektor ekonomi digital Indonesia lewat investasi.

“Indonesia boleh berbangga karena memiliki banyak perusahaan teknologi digital di berbagai sektor yang berstatus unicorn. Namun, pengembangan bisnis mereka dikuasai oleh Singapura yang menjadi sumber dari investasi. Semua butuh dukungan bersama,” kata Lutfi.

Ia menambahkan, tren ke depan ekonomi digital, meliputi fifth generation (5G), internet of things, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing. “Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Agritech, fintech, edutech, dan healthtech akan berubah dan ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang,” kata Lutfi.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, asosiasi mendorong para anggota untuk initial public offering (IPO) agar terus berkembang di tengah perkembangan teknologi dan tingginya minat masyarakat dalam berinvestasi.

“Untuk menciptakan pengusaha muda baru dan menaikkan kelas pengusaha kecil ke menengah, dari kelas menengah menuju konglomerat, HIPMI terus mendorong perusahaan-perusahaan anggota HIPMI menuju capital market,” kata Mardani.

Secara simultan, HIPMI akan terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah melalui beragam kegiatan atau program yang dapat mendorong inovasi bidang digital, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version