Dilantik Jadi Ketua DEN, Luhut: Bantu Digitalisasi Tata Kelola Energi
Pajak.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Energi Nasional (DEN), di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada (21/10). Usai pelantikan, Luhut mengungkapkan bahwa Prabowo memintanya untuk membantu penerapan digitalisasi tata kelola energi.
“Presiden Prabowo minta membantu agar tata kelola kita lebih baik. Karena tata kelola itu dengan digitalisasi, saya kira itu akan bisa buat kita jadi lebih efisien. Source of revenue kita, seperti e-Katalog untuk (pengadaan) barang. (Lalu) ada Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara Antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA), nikel, dan kelapa sawit, dan juga GovTech—itu menjadi target presiden,” ungkap Luhut kepada awak media, dikutip Pajak.com, (22/10).
Luhut mengatakan, dalam kurun waktu 1 – 2 tahun ke depan akan diluncurkan e-Katalog versi 6 yang diproyeksi mampu menampung 85 persen lebih pengadaan pemerintah.
“Saya pikir, kita bisa lakukanlah kalau kita kerjakan bersama-sama, mestinya satu-dua tahun ini. Quick win Pak Presiden Prabowo, saya kira e-Katalog versi 6 saya kira sudah bisa luncurkan dan membuat 85 persen government procurement ada di sana,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Kerja periode 2016 – 2024 ini.
Sebagai informasi, DEN dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2008 dan memiliki tugas, antara lain:
- Merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional untuk ditetapkan oleh pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
- Menetapkan rencana umum energi nasional;
- Menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi; dan
- Mengawasi pelaksanaan kebijakan di bidang energi yang bersifat lintas sektoral.
Dalam pidato pelantikan Presiden Periode 2024 – 2029, Prabowo menegaskan bahwa pemerintahannya akan fokus melakukan swasembada energi. Ia mencontohkan, kelapa sawit sebagai salah satu tanaman yang dapat diolah menjadi solar dan bensin. Kemudian ada singkong, tebu, sagu, dan jagung yang bisa dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif lainnya.
“Kita juga punya energi bawah tanah geotermal yang cukup, kita punya batu bara yang sangat banyak, kita punya energi dari air yang sangat besar. Kita harus mengelola air kita dengan baik. Alhamdulillah, kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” tegas Prabowo.
Sekilas mengulas, e-Katalog adalah aplikasi belanja on-line yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Aplikasi ini menyediakan berbagai macam produk dari pelbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah, termasuk barang-barang atau infrastruktur energi.
Sementara SIMBARA merupakan sistem yang mengintegrasikan pengelolaan komoditas batu bara di dalam satu ekosistem, sehingga penerimaan negara dapat dioptimalkan, meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan efektivitas pengawasan bersama antar kementerian/lembaga (K/L), terwujudnya ekosistem yang mampu mengawal kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelaku usaha melalui single entry data, serta pemanfaatan satu data minerba yang andal dan akurat lintas K/L. Pada tahun 2024, SIMBARA tengah dikembangkan untuk komoditas nikel dan timah. Sedangkan, GovTech adalah penyelenggara layanan pemerintahan terpadu yang mengintegrasikan banyak platform K/L di Indonesia.
Comments