Menu
in ,

Meski Pertumbuhan Minus 0,74% Ada Tren Pemulihan

Badan Kebijakan Fiskal:Meski Pertumbuhan Minus 0,74%, Ada Tren Pemulihan

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 sebesar minus 0,74 persen. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menilai, meski masih berada dalam zona negatif, kinerja pertumbuhan ekonomi domestik konsisten mengalami peningkatan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menjelaskan, kinerja ekonomi kuartal I-2021 mengindikasikan adanya tren pemulihan ekonomi yang solid. Hal ini dapat dibandingkan dari tren pertumbuhan dari kuartal III-2020, yakni minus 3,49 persen. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang kontraksi terdalam minus 1,22 persen dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) minus 0,07 persen. Akan tetapi, ekspor barang dan jasa tumbuh 1,36 persen.

“Bahkan, ini menunjukkan adanya optimisme ekonomi pascapandemi. Angka penambahan kasus positif harus dijaga terus turun dan pelaksanaan program PEN diperkuat untuk mendukung dunia usaha dalam ciptakan lapangan kerja,” ujar Febrio dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com

Meski sudah menunjukkan perbaikan, pemerintah tidak akan lengah. Pemerintah akan tetap waspada dan siaga dengan pelbagai kebijakan, mengingat pandemi belum sepenuhnya usai. Apalagi, di beberapa negara bahkan mengalami peningkatan kasus, Seperti India yang mencatat rekor tertinggi hingga mencapai 400 ribu kasus per hari.

“Ini akan menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk lebih hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan dan memperhatikan kedisiplinan dalam protokol kesehatan,” tambahnya.

Pemerintah secara konsisten memperkuat langkah pemulihan ekonomi lewat faktor yang menjadi game changer, yaitu dengan penanganan pandemi, dukungan pada sektor riil, dan kebijakan reformasi struktural.

“Namun, yang menjadi fokus utama pemerintah adalah penanganan di bidang kesehatan. Ini untuk mengatasi sumber guncangan yang adalah Covid-19. Hal ini mencakup, program vaksinasi gratis bagi sekitar 181,5 juta orang sehingga diharapkan mampu mencapai herd immunity pada awal 2022. Selain itu, upaya penguatan dan penengakan disiplin protokol kesehatan juga terus dilakukan dengan baik dengan 3M dan 3T,” jelasnya.

Pemerintah juga akan mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hingga akhir April 2021, program PEN sudah terealisasi sebesar Rp 155,63 triliun atau 22,3 persen dari pagu anggaran PEN 2021.

Menurut Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky, pihaknya juga telah merilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-202I pada kisaran minus 0,6 persen. LPEM FEB UI memroyeksikan pula pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 4,4 persen hingga 4,8 persen.

Namun, semua tergantung dari tingkat penanganan dan kedisiplinan masyarakat menjalankan prokes Covid-19; kebijakan fiskal dan moneter; realisasi PEN.

“Terlepas dari pemulihan secara signifikan di sektor eksternal seperti surplus neraca perdagangan, tingkat konsumsi dan investasi diperkirakan masih akan terbatas pertumbuhannya seiring masih tingginya angka kasus Covid-19,” kata Riefky kepada Pajak.com, pada (6/5).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version