Biaya Logistik RI Masih Mahal, TMMIN Genjot SDM Lewat Kontes Logistik

Biaya Logistik RI Masih Mahal, TMMIN Genjot SDM Lewat Kontes Logistik

Pajak.com, Jakarta – Biaya logistik nasional masih membebani perekonomian, dengan angka mencapai 14,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023. Sementara itu, peringkat Indonesia dalam External Logistics Performance Index terus menurun—dari posisi 46 pada 2018 menjadi 63 pada 2024. Kondisi ini mendorong pemerintah dan pelaku industri untuk mempercepat pembenahan, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) logistik sebagai fondasi rantai pasok yang lebih efisien dan kompetitif.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kembali menggelar ajang tahunan Logistic Skill Contest yang kini memasuki tahun ke-14. Acara yang digelar di Plant 3 TMMIN Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (21/6/2025) ini mengusung tema “Level Up Vendor to Achieve Asia Pacific Standard & Share Toyota Contribution to The Nation”.

Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto menekankan, logistik memiliki peranan krusial dalam kelancaran rantai pasok, terlebih di tengah kompetisi ketat industri automotif.  “Logistik berperan besar dalam meningkatkan daya saing dalam segala aspek, yaitu safety (keselamatan), quality (kualitas), delivery (pengiriman), dan cost (biaya),” katanya saat memberikan sambutan.

Dalam kesempatan itu, Nandi juga mendorong para mitra logistik untuk terus meningkatkan penerapan prinsip green logistics, termasuk di antaranya pengelolaan berkendara ramah lingkungan (eco–driving), manajemen pencegahan kendaraan, hingga pelatihan perilaku berkendara efisien. Menurutnya, selain menurunkan emisi karbondioksida (CO2), pendekatan ini juga menghemat konsumsi bahan bakar dan meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh.

Tahun ini, TMMIN Logistic Skill Contest 2025 diikuti oleh 1.155 peserta dari 30 perusahaan mitra logistik. Seluruh peserta berasal dari perusahaan yang menjalankan peran penting dalam 1.195 perjalanan logistik harian TMMIN. Rinciannya mencakup 1.066 trip oleh 9 perusahaan milkrun (Logistic Partner), 83 trip oleh 14 perusahaan pengangkut kontainer (trucking company), dan 28 trip oleh 5 operator car carrier.

Kategori perlombaan dalam kontes tahun ini meliputi Forklift Contest, Driving Contest, Container Yard Operation Contest, Master Trainer Contest, Manager Kaizen Contest, dan Best Operation Management. TMMIN juga menambahkan kategori baru yakni “Master Tenko,” yang menilai kesiapan kerja peserta secara holistik—baik secara fisik maupun mental.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menambahkan, peningkatan kompetensi SDM logistik penting dalam menjaga kelancaran produksi serta menjamin keselamatan berkendara. “Risiko kecelakaan dalam distribusi bisa berdampak besar pada kelangsungan produksi. Karena itu, faktor keselamatan dan efisiensi harus terus diperkuat, salah satunya melalui pelatihan dan kompetisi seperti ini,” jelas Bob.

Untuk mendukung hal tersebut, papar Bob, TMMIN telah mengembangkan sistem digital pemantauan pengemudi yang mampu memonitor kondisi fisik dan psikis secara real-time, serta mendeteksi potensi bahaya seperti kelelahan atau kurang fokus. Bob pun memastikan, TMMIN ke depannya akan menyematkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) dan sistem GPS yang mampu menilai perilaku berkendara sekaligus melacak jejak karbon dari setiap aktivitas logistik.

Ia berharap langkah ini dapat mendorong transformasi logistik berbasis teknologi sekaligus menjadi benchmark praktik terbaik di Asia Pasifik. “Kami ingin TMMIN dan rantai pasoknya bukan hanya menjadi industri automotif yang kompetitif, tapi juga menjadi role model nasional dalam manajemen logistik berkelanjutan,” pungkasnya.