BI Proyeksi Perekonomian Indonesia Akan Membaik di Semester II-2025
Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan menunjukkan perbaikan pada semester II-2025. Proyeksi ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo di tengah dinamika global yang penuh tekanan, mulai dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) hingga ketegangan geopolitik yang masih berlanjut.
Menurut Perry, kegiatan ekonomi pada kuartal II-2025 tetap menunjukkan daya tahan yang kuat. Peningkatan ekspor nonmigas menjadi salah satu penopang utama, yang dipicu oleh strategi front loading eksportir nasional untuk mengantisipasi kebijakan tarif baru dari AS.
“Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan akan membaik pada semester II-2025,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, dikutip Pajak.com pada Jumat (20/6/25).
Namun demikian, ia menegaskan bahwa untuk menjaga momentum, permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga dan investasi yang harus terus didorong. “Sementara itu, sumber pertumbuhan dari permintaan domestik melalui konsumsi rumah tangga dan investasi perlu makin ditingkatkan,” jelasnya.
Di sisi fiskal, pemerintah telah mengambil langkah percepatan melalui pemberian gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), subsidi transportasi, serta penguatan bantuan sosial bagi keluarga penerima manfaat (KPM). Sedangkan dari sisi moneter, BI menerapkan bauran kebijakan dengan menurunkan suku bunga dan melonggarkan likuiditas. Insentif likuiditas makroprudensial juga ditingkatkan guna mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas.
Secara keseluruhan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada pada kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen. Perry menambahkan bahwa sinergi lintas kebijakan antara BI dan Pemerintah menjadi kunci untuk menjaga ketahanan dan akselerasi ekonomi.
BI juga menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang terintegrasi dengan stimulus fiskal dan program sektor riil Pemerintah, termasuk implementasi program prioritas nasional Asta Cita.
Dengan kombinasi langkah strategis dari seluruh otoritas, BI optimistis perekonomian Indonesia tetap tangguh dan adaptif menghadapi tekanan global, sekaligus mampu mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
“BI akan terus memperkuat sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil pemerintah, termasuk implementasi program Asta Cita,” pungkasnya.
Comments