Bank Jatim Cairkan Dividen Rp821 Miliar ke Seluruh Pemegang Saham, Pemprov Jatim Terima Rp420 Miliar
Pajak.com, Surabaya – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) resmi membayarkan dividen kepada seluruh pemegang sahamnya pada Kamis (19/6), dengan total nilai mencapai Rp821,49 miliar. Pembayaran dividen ini menjadi bentuk konkret dari kinerja impresif Bank Jatim sepanjang tahun buku 2024, yang mencetak laba bersih sebesar Rp1,28 triliun—tertinggi di antara seluruh bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia untuk kategori bank only.
Dari total dividen yang dicairkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sebagai pemegang saham mayoritas seri A menerima bagian terbesar senilai Rp420 miliar. Adapun pemegang saham seri A lainnya—pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur—menerima total Rp232,91 miliar, sehingga keseluruhan dividen untuk saham seri A mencapai Rp652,91 miliar. Sementara itu, pemegang saham seri B dari kalangan masyarakat umum memperoleh Rp168,58 miliar, seiring kepemilikan saham publik sebesar 20,52 persen.
Plt. Direktur Utama Bank Jatim Arif Suhirman mengatakan, pembagian dividen ini bukan sekadar bentuk apresiasi terhadap para pemegang saham, tetapi juga bagian dari komitmen Bank Jatim dalam mendorong pembangunan daerah. Melalui pembayaran dividen, lanjutnya, mayoritas laba Bank Jatim akan kembali ke daerah dan dimanfaatkan untuk berbagai program pemerintah daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Laba yang dihasilkan tidak hanya menjadi hak pemegang saham, tetapi juga berperan penting dalam mendukung keberlanjutan pembangunan di Jawa Timur,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Pajak.com (20/6/2025).
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang digelar pada Mei lalu, pemegang saham menyetujui pembagian dividen dengan rasio 64,12 persen dari laba bersih. Artinya, setiap pemegang saham menerima dividen sebesar Rp54,71 per lembar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp54,39 per lembar.
Arif menambahkan, tren kenaikan dividen menunjukkan konsistensi Bank Jatim dalam menjaga kinerja keuangan yang solid dan keberlanjutan transformasi bisnisnya. Ia pun menyebut dividen ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi investor, memperkuat posisi BJTM sebagai saham BUMD favorit di pasar modal.
Tak hanya dari sisi pembagian laba, kinerja operasional Bank Jatim juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang 2024. Total aset konsolidasian, termasuk anak perusahaan, naik 13,76 persen menjadi Rp118,1 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh menjadi Rp90,02 triliun, mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat yang solid terhadap Bank Jatim. Sementara itu, penyaluran kredit menembus Rp75,35 triliun, dengan fokus pada pembiayaan sektor produktif.
Arif menegaskan bahwa Bank Jatim ingin tetap menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya, baik melalui operasional bisnis maupun kontribusi langsung terhadap PAD. “Kami terus berupaya hadir dengan layanan dan produk yang inovatif, untuk memastikan kehadiran Bank Jatim tidak hanya dirasakan di pasar keuangan, tetapi juga oleh masyarakat,” katanya.
Konsistensi Bank Jatim dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah juga tercermin dari perannya sebagai penghubung sinergi antar-BUMD di Jawa Timur. “Dividen ini bukan hanya sinyal positif bagi pasar modal, tapi juga bentuk nyata dari keberlanjutan transformasi bisnis kami untuk memberikan nilai tambah jangka panjang,” tutur Arif.
Dengan modal kuat dan likuiditas yang terjaga, Bank Jatim memasuki 2025 dengan target tetap menjadi pilihan utama masyarakat Jawa Timur. “Kami percaya, dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, Bank Jatim dapat terus tumbuh dan memberi dampak positif bagi pembangunan ekonomi daerah,” tutupnya.
Comments