in ,

Bandara Soetta Terapkan Manajemen Energi “Eco-Friendly”

Bandara Soeta Terapkan Manajemen Energi “Eco-Friendly”

Pajak.com, Jakarta – Konservasi energi tengah menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak perusahaan energi dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong perusahaan mengadopsi produktivitas lebih baik dengan mengurangi emisi dan limbah.

Untuk mendukung upaya pemerintah itu, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM bersama PT Angkasa Pura II tengah merumuskan implementasi sistem manajemen energi berstandar internasional di Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) Tangerang, Banten. Penyusunan sistem manajemen energi yang melibatkan MTR3 – United Nations Development Programme (UNDP) ini diharapkan akan menjadikan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara pertama di kawasan Asia Tenggara yang berbasis ramah lingkungan (eco-friendly).

“Ini hasil kolaborasi dengan UNDP sebagai upaya nyata menciptakan energi bersih melalui program konversi energi,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (12/2).

Baca Juga  Jokowi: Saham Freeport Naik 61 Persen, 80 Persen Pendapatannya Masuk ke Negara

Agung mengatakan, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, ditargetkan mendapatkan sertifikat global ISO 50001 apabila sudah menetapkan kebijakan energi, tujuan, target energi, rencana aksi dan proses yang fokus pada efisiensi energi melalui memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT).

Perumusan sistem manajemen energi ini menjadi bahasan utama dalam kick off meeting bersama PT Angkasa Pura II selaku induk pengelola Bandara Soekarno-Hatta sehari sebelumnya. Perumusan ini juga merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Ditjen Kementerian ESDM dan PT Angkasa Pura II tentang Penerapan Konservasi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan secara Berkelanjutan pada Bandara Udara.

Direktur Konservasi Energi Luh Nyoman Puspa Dewi mengatakan, sampai saat ini di Indonesia baru terdapat 113 perusahaan yang mendapat sertifikat global ISO 50001. Terdiri dari dua sertifikat diberikan ke bangunan/gedung, 64 sertifikat ke perusahaan industri, dan 47 sertifikat ke perusahaan energi. Puspa menekankan, tujuan sertifikasi ini tak lain untuk mencapai penghematan energi dan penurunan gas rumah kaca.

Baca Juga  Menlu Retno: Indonesia Diplomasi Redakan Ketegangan Iran dan Israel

“Kegiatan ini (sertfikasi ISO 50001) juga dapat berdampak pada kinerja AP II, seperti efisiensi biaya,” kata Puspa.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan penerapan Sistem Manajemen Energi bersertifikat global merupakan pakem baru dalam pengembangan eco-friendly airport dan menekan biaya operasional.

“Kami perlu tata cara, strategi, dan SOP baru. Jangan mengelola hal baru dengan cara lama. Dibutuhkan cara baru untuk mempercepat penerapan eco-friendly airport di bandara AP II. Karena, penggunaan EBT secara masif sudah di depan mata. Apalagi situasi sulit di tengah pandemi ini memberi kami pembelajaran, ditemukan resep baru pengelolaan bandara yang dapat menekan biaya operasional,” ujar Awaluddin.

Menurut Awaluddin, konservasi energi menjadi prioritas bagi PT Angkasa Pura II sebagai upaya antisipasi perusahaan terhadap isu perubahan iklim global. Salah satu langkah yang sudah diambil adalah pemasangan PLTS di gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dan layanan taksi listrik yang dioperasikan Grab dan Blue Bird.

Baca Juga  KADIN Optimistis Hasil Putusan MK Beri Kepastian bagi Dunia Usaha

Manajer Proyek Nasional MTRE3 – UNDP Boyke Lakaseru mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan dan dukungan teknis agar Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dapat memperoleh sertifikat ISO 50001. Ada tiga hal yang akan dilakukan dalam merumuskan Sistem Manajemen Energi untuk meraih sertifikat ISO 50001. Pertama, menentukan kerangka kerja detail dan kerangka waktu (workplan and timeline). Kedua, pemetaan profil perusahaan terkait energi dan ketiga, laporan pemetaan Final Energy Management System dan Sertifikasi ISO 50001 oleh TUV SUD di tahun pertama.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *