Menu
in ,

Akuisisi Bank Mayora, BNI Bangun Bank Digital

Pajak.com, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI resmi mengakuisisi PT Bank Mayora dengan menguasai 63,92 persen saham. Langkah ini merupakan bagian dari strategi BNI untuk membangun bank digital yang menyasar segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Melalui strategi anorganik, yakni pengambilalihan Bank Mayora yang selanjutnya ditransformasikan menjadi bank digital. Akuisisi Bank Mayora adalah untuk memperkuat kapabilitas digital sehingga akan membawa BNI menjadi penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital dengan keunggulan internasional,” begitu bunyi prospektus yang dirilis BNI, dikutip Pajak.com, (24/1).

Dengan pembentukan bank digital, BNI berharap bisa semakin meningkatkan segmen UMKM yang saat ini belum terlayani secara maksimal oleh perseroan.

“Bank Mayora akan menghadirkan solusi digital berbasis ekosistem khususnya untuk membantu UMKM dalam mengakomodir kebutuhan layanan perbankan dan bisnis UMKM. UMKM sebagai pemegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia saat ini belum terlayani secara maksimal oleh perbankan. Hal ini menjadikan segmen UMKM sebagai potensi yang besar dan menarik untuk dikembangkan oleh Bank Mayora dengan pendekatan sinergi pemanfaatan ekosistem BNI dan penjual,” demikian bunyi prospektus BNI.

Rencana pengambilalihan Bank Mayora akan didanai melalui pendanaan internal BNI dari yang tersimpan sebagai laba ditahan (retained earnings) atau kekayaan perusahaan.

“BNI menjamin bahwa pendanaan tersebut tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di Indonesia,” begitu bunyi prospektus BNI.

Secara rinci, BNI mengambil alih 169,08 juta saham Bank Mayora milik International Finance Corporation (IFC). Dengan demikian, BNI akan memegang hampir sekitar 1,2 miliar saham yang mewakili 63,92 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora. Saat ini, PT Mayora Inti Utama menguasai 80 persen saham Bank Mayora, sementara sisanya 20 persen dimiliki IFC. Setelah pengambilalihan oleh BNI, kepemilikan saham Mayora Inti Utama menjadi sebesar 36,08 persen.

Dalam prospektus yang dirilis BNI, Bank Mayora menyatakan, akuisisi ini akan memperkuat struktur permodalan yang telah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.03/2020. Bank Mayora pun berharap, perubahan fokus menjadi bank digital diharapkan dapat mendukung daya saing bisnis di masa depan.

Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2021, Bank Mayora mengantongi laba bersih tahun berjalan Rp 32,7 miliar. Angka ini meningkat berkali lipat dari periode yang sama tahun 2020, yakni Rp 9,8 miliar.

Pendapatan bunga Bank Mayora pada kuartal III-2021 tercatat hanya Rp 371,6 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 403,8 miliar. Sedangkan beban bunga Bank Mayora hingga September 2021 mencapai Rp 172 miliar, turun dari periode yang sama 2020 yakni Rp 197,7 miliar.

Adapun pendapatan bunga bersih Bank Mayora kuartal III-2021 mencapai Rp 199,6 miliar, turun dari Rp 206,1 miliar pada kuartal III-2020. Peningkatan laba perusahaan sejalan dengan beban operasional yang berkurang. Tercatat, beban operasional Bank Mayora mencapai Rp 166,8 miliar atau turun dari Rp 196,1 miliar pada periode sebelumnya. Pos pemangkasan terbesar berada pada beban tenaga kerja yang berkurang dari Rp 102,3 miliar menjadi Rp 86,1 miliar.

Selain itu, Bank Mayora telah menyalurkan kredit senilai Rp 3,7 triliun hingga September 2021. Angka ini turun dari angka pembiayaan yang diberikan pada periode yang sama di tahun 2020, yaitu Rp 4,2 triliun. Sedangkan rasio pinjaman bermasalah pada kuartal-III 2021 mencapai 2,09 persen atau turun dari 3,52 persen di tahun sebelumnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version