Menu
in ,

Akan Go Public, Mitratel Raih Dana IPO Rp 18,8 Triliun

Akan Go Public, Mitratel Raih Dana IPO Rp 18,8 Triliun

FOTO: IST

Pajak.comJakarta – PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Senin (22/11), telah meraih dana publik sebesar Rp 18,8 triliun sejak melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 16 Oktober lalu. Raihan dana Mitratel sejak IPO tersebut merupakan kedua yang terbesar sepanjang sejarah setelah Bukalapak, dan diproyeksi bakal ikut menopang gerak saham induk perseroan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Seperti diketahui, perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi ini melepas sebanyak 23.493.524.800 lembar saham; jumlah ini setara dengan lebih dari 28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Minat tinggi pada saham IPO tersebut bahkan dikabarkan membuat Mitratel menambah alokasi pooling menjadi sebesar 5 persen saham, dari yang sebelumnya hanya 2,5 persen.

Perusahaan bersandi saham MTEL ini pun berencana akan mengalokasikan 90 persen dana tersebut untuk belanja modal (capital expenditure) pengembangan bisnis organik dan anorganik, serta sisanya 10 persen untuk kebutuhan perseroan lainnya. Mitratel akan masuk ke dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan telah mendapatkan status efek syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perseroan sehingga halal dikoleksi oleh investor muslim.

Di beberapa kesempatan, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, IPO Mitratel ini merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi pemangku kepentingan.

“Sebagai penyediaan infrastruktur menara telekomunikasi selama 13 tahun, Mitratel memiliki lebih dari 28 ribu menara, dengan tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik dalam memberikan pertumbuhan siklus industri di Indonesia,” ucapnya.

Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.

Ia pun mengklaim Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat.

“Semoga langkah ini memantapkan langkah Mitratel menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia Tenggara,” tegas Ririek.

Ia pun mengemukakan, pihaknya telah melakukan perluasan bisnis secara agresif, salah satunya melalui solusi serat optik TelkomGroup yang diklaim tidak dimiliki oleh perusahaan menara telekomunikasi lainnya.

“Dengan jaringan serat optik yang memadai tersebut, Mitratel diharapkan dapat mengambil peran dalam mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital dalam Industri 4.0, seiring adanya jaringan 5G dan pemerataan ekonomi,” imbuhnya.

Di lain sisi, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa melalui IPO diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel, sekaligus melibatkan masyarakat luas untuk menjadi bagian dalam kesuksesan membangun Indonesia yang lebih baik lagi melalui digitalisasi.

Theodorus bilang bahwa Mitratel memiliki model bisnis yang atraktif dan kokoh dengan visibilitas pendapatan yang tinggi, karena didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi.

“Terbukti, perseroan memiliki profil keuangan yang atraktif dengan margin yang terus meningkat, kemampuan arus kas yang kuat, serta posisi keuangan yang terkemuka di industri menara telekomunikasi,” ujarnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version