in ,

Trump Ancam Kenakan Tarif 200 Persen untuk Produk Alkohol Eropa jika Pajak Wiski Asal AS Diterapkan

Trump Tarif 200 Persen
FOTO: IST

Trump Ancam Kenakan Tarif 200 Persen untuk Produk Alkohol Eropa jika Pajak Wiski Asal AS Diterapkan

Pajak.comWashington D.C. – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu ketegangan perdagangan internasional setelah mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 200 persen untuk anggur, sampanye, dan minuman beralkohol lainnya asal Eropa. Ancaman ini muncul setelah Uni Eropa berencana untuk menerapkan pajak impor 50 persen untuk produk wiski Amerika, sebagai balasan atas tarif baja dan aluminium yang diterapkan oleh Pemerintah AS.

“Jika tarif ini tidak segera dihapus, AS akan segera memberlakukan tarif 200 persen pada semua anggur, sampanye, dan produk beralkohol yang datang dari Prancis dan negara-negara Uni Eropa lainnya,” tulis Trump dalam sebuah unggahan di media sosial, dikutip Pajak.com, Sabtu (15/03).

Ia juga menambahkan bahwa kebijakan ini akan menjadi peluang baik bagi industri anggur dan sampanye AS. Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan, Uni Eropa tidak menyukai kebijakan tarif karena dianggap sebagai pajak yang merugikan bisnis dan konsumen.

Namun, ia menegaskan bahwa Uni Eropa akan tetap membela kepentingan industrinya. Meski demikian, von der Leyen juga membuka pintu untuk negosiasi dengan AS demi menghindari eskalasi lebih lanjut.

Baca Juga  Rumah Ibadah Kena Pajak? Begini Ketentuan dan Aturan Lengkapnya

Betapa tidak, konflik ini dapat berdampak langsung pada konsumen dan berbagai sektor bisnis. Penerapan tarif yang tinggi bisa menyebabkan lonjakan harga produk alkohol asal Eropa di pasar AS.

Misalnya, sebotol prosecco asal Italia yang sebelumnya dihargai 15 dolar AS bisa melonjak menjadi 45 dolar AS akibat tarif baru. Sebaliknya, di Eropa, tarif balasan terhadap wiski buatan AS bisa menyebabkan kenaikan harga yang signifikan, seperti harga sebotol bourbon seharga 30 euro yang bisa meningkat menjadi 45 euro di Paris.

Di sisi lain, beberapa pihak dari industri alkohol menyuarakan kekhawatirannya terhadap dampak perang tarif ini. Holly Seidewand, pemilik toko minuman keras First Fill Spirits di Saratoga Springs, New York, mengatakan bahwa perang tarif ini tidak hanya merugikan importir, tetapi juga melemahkan merek domestik, mengganggu distributor, dan mempersulit pengecer yang mengandalkan produk dari berbagai negara.

“Pada akhirnya, konsumenlah yang akan menanggung beban paling besar,” katanya dikutip dari Associated Press (AP).

Sementara itu, Ketua Federasi Eksportir Anggur dan Minuman Beralkohol Prancis Gabriel Picard menyebut, tarif 200 persen akan menjadi “pukulan besar” bagi sektor ini. Pasar AS, yang bernilai sekitar 4 miliar euro per tahun bagi eksportir anggur dan minuman beralkohol Prancis, bisa berhenti total jika tarif ini diterapkan.

Baca Juga  Cuan dari Jual Emas? Ini Kewajiban Pajak yang Harus Dipenuhi

“Tidak akan ada satu botol pun yang akan dikirim ke AS jika tarif 200 persen diberlakukan,” ucap Picard.

Mengutip laporan AP, Ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa ini tidak hanya memengaruhi industri alkohol, tetapi juga berdampak pada pasar saham. Pada hari Kamis waktu setempat, indeks S&P 500 turun 1,4 persen, sementara saham-saham perusahaan alkohol di Eropa juga mengalami penurunan signifikan.

Pemerintah Prancis, melalui Menteri Delegasi untuk Perdagangan Luar Negeri Laurent Saint-Martin, dengan tegas menolak ancaman Trump. Saint-Martin mengatakan bahwa Prancis, bersama Komisi Eropa dan mitranya, akan melawan dan tidak akan menyerah pada ancaman tersebut.

“Trump sedang meningkatkan perang dagang yang ia pilih sendiri,” kata Saint-Martin.

Baca Juga  Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat Keluhkan Kendala “Core Tax” ke Komwasjak

Di sisi lain, meskipun beberapa perusahaan besar asal Eropa yang mendukung Trump sebelumnya, seperti perusahaan barang mewah LVMH yang CEO-nya, Bernard Arnault, menghadiri pelantikan Trump, sekarang berpotensi menjadi korban dari kebijakan tarif ini. Beberapa merek terkenal di bawah naungan LVMH, seperti Moët & Chandon, Krug, Veuve Clicquot, dan Hennessy, terancam dikenakan tarif balasan oleh Trump. Demikian pula, perusahaan minuman Italia Campari Group juga berpotensi terkena dampaknya.

Trump, yang telah memulai pemerintahannya dengan berbagai kebijakan tarif, tampaknya tetap pada posisinya. Ia bahkan memperluas daftar negara yang akan dikenakan tarif baru, termasuk Kanada, Meksiko, Tiongkok, Brasil, Korea Selatan, dan Uni Eropa, yang rencananya akan berlaku mulai 2 April.

Dalam perang tarif ini, konsumen dan bisnis dari kedua belah pihak tampaknya akan menghadapi konsekuensi yang berat. Meskipun negosiasi masih mungkin dilakukan, baik AS maupun Uni Eropa tampaknya belum siap untuk mundur dari konflik dagang yang semakin memanas ini.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *