Menu
in ,

Menilik Saham “Cuan” Jelang Lebaran

Pajak.com, Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset Sekuritas) menilik saham yang diproyeksi akan cuan atau menguntungkan di tengah Ramadan dan menjelang Lebaran. Analisis berdasarkan pada melonggarnya pembatasan sosial karena menurunnya angka COVID-19, analisis fundamental laporan keuangan emiten, pelbagai kebijakan pemerintah terkait mudik dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), dan kondisi geopolitik dunia—operasi militer khusus Rusia ke Ukraina atau kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menilai, tingkat belanja masyarakat untuk mempersiapkan Lebaran dan menjalani mudik di tahun ini akan naik signifikan dibanding dua tahun terakhir. Pemerintah juga telah memproyeksi, sebesar 85 juta orang akan mudik sekaligus berpotensi mengeluarkan uang untuk berbelanja dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bulan lainnya. Untuk itu, emiten yang diproyeksi bakal diuntungkan, pertama, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

“Semarak Ramadan dan Idulfitri adalah prediksi kenaikan jumlah orang yang merayakan hari raya (mudik) yaitu 85 juta orang, dibanding tahun lalu hanya 1,5 juta orang. Kewajiban pembayaran tunjangan hari raya secara penuh kepada pemberi kerja, setelah direlaksasi 2 tahun terakhir juga dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat. Makanya, kami memasukkan Matahari masuk dalam stock picks atau saham-saham pilihan baru Mirae Asset Sekuritas yang bakal menguntungkan,” ungkap Hariyanto dalam acara Media Day: Ramadan Season by Mirae Asset Sekuritas Indonesia, (21/4).

Kedua, saham pilihan sekuritas yang patut dicermati investor adalah PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Perusahaan ini bergerak dalam bidang pelayaran, termasuk mengangkut kargo dengan kapal dan kegiatan lainnya yang bertindak sebagai agen lokal maupun umum untuk perusahaan pelayaran lainnya.

“Tren kunjungan ke stasiun, tempat rekreasi, dan tempat kerja mencetak rekor tertinggi sejak pandemi. Lebih lanjut, kunjungan ke toko kebutuhan sehari-hari dan farmasi juga mencetak rekor tertinggi sejak gelombang serangan COVID-19 varian Delta,” tambah Hariyanto.

Ketiga, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Mirae Asset Sekuritas memproyeksi, penguatan harga komoditas masih akan berlanjut, bahkan mampu memitigasi risiko dari potensi pengetatan moneter di AS berupa peningkatan suku bunga acuan Amerika Serikat dari The Fed yang diprediksi menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps pada Mei 2022.

“Kita juga bisa lihat, proyek integrasi baterai kendaraan listrik senilai 6 miliar dollar AS yang berfokus pada penambangan dan pemrosesan nikel, bahan baterai, dan pembuatan baterai itu akan berimplikasi positif pada grup Antam,” ungkap Hariyanto.

Sebagai informasi, konsorsium Antam, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan China Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) telah menandatangani proyek integrasi baterai kendaraan listrik Indonesia. Nilai investasi yang digelontorkan gabungan ketiga konsorsium itu senilai 5,97 miliar dollar AS atau sekitar Rp 85,77 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menambahkan, ramainya konsumsi masyarakat dan harga komoditas itu membuat Indeks Harga Gabungan (IHSG) secara analisis teknikal diprediksi akan konsolidasi.

“Mirae Asset Sekuritas memprediksi indeks saham utama itu ditutup 7.099 pada April, itu setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa 7.355 poin pada 11 April 2022. Konsolidasi wajar terjadi setelah IHSG menyentuh all time high, yang ditambah faktor puasa sepanjang bulan ini. Secara siklus, bulan Ramadan lebih lesu karena faktor all time high tadi dapat memicu aksi profit taking, tetapi untuk Mei atau periode setelah Lebaran, kami prediksi dapat menguat dengan rentang pergerakan support resistance pada 6.759-7.748 poin,” jelas Martha.

Selain itu, faktor lain yang mendukung analisis Mirae Asset Sekuritas adalah kinerja emiten bursa periode kuartal I-2022 yang masih cukup baik dan pembagian dividen untuk kinerja keuangan 2021.

Di sisi lain, agar investor tidak terjebak Fear Of Missing Out (FOMO) sehingga gegabah dalam memilih saham, Mirae Asset Sekuritas akan memperkuat program Mirae Asset Academy. Head of OE Management Mirae Asset Sekuritas Tomi Taufan mengungkapkan, program ini dilandasi dengan semangat literasi dan inklusi pasar modal guna meningkatkan jumlah nasabah dan nilai transaksi bursa.

“Hingga saat ini jumlah peserta program edukasi itu meningkat pesat, yaitu lebih dari 300 persen menjadi 65.312 orang pada 2021 dari 15.613 orang pada 2018. Mirae Asset Academy adalah wujud komitmen Mirae Asset Sekuritas untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia dengan menjadi platform nomor satu untuk belajar investasi mulai dari nol hingga master,” ujar Tomi.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version