Kinerja Keuangan BRI Mentereng, Nilai Aset Tembus Rp 1.961,9 Triliun per Kuartal III-2024
Pajak.com, Jakarta – Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengungkapkan bahwa, di tengah tantangan ekonomi, terutama pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), BRI berhasil mempertahankan pertumbuhan signifikan dengan nilai aset yang mencapai Rp 1.961,9 triliun atau naik 5,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 1.851.9 triliun.
“Jadi alhamdulillah di tengah situasi yang kita maknai tidak mudah terutama di segmen UMKM ini, aset kita masih tumbuh 5,9 persen, sehingga total aset BRI menjadi Rp 1.961,9 triliun,” ujar Sunarso dalam Rapat Kerja bersama Komisi Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (13/11).
Sunarso menjelaskan bahwa, aset ini ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp 1.353,35 triliun, naik 8,2 persen, dibanding periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 1.250.715 triliun. Kemudian, dana masyarakat yang dikumpulkan juga tumbuh 5,6 persen, mencapai Rp 1.362 triliun.
Menurut Sunarso, dalam menjaga kualitas asetnya, BRI mengelola kredit dengan risk management yang ketat, terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) bruto yang terjaga di angka 2,9 persen. “Untuk di segmen UMKM, NPL di bawah 3 persen, saya kira ini menunjukkan bahwa kita kelola dengan sangat hati-hati dan risk management yang memadai,” tambahnya
Efisiensi operasional BRI juga terus ditingkatkan, terlihat dari rasio cost-to-income yang mencapai 41,3 persen. Penerapan efisiensi ini menghasilkan laba bersih sebesar Rp 45,36 triliun, dengan return on asset (ROA) sebesar 3,06 persen dan return on equity (ROE) sebesar 19,21 persen.
“Jadi saya katakan situasinya memang tidak mudah, tapi alhamdulillah kita masih bisa mempertahankan laba kita, bahkan masih tumbuh positif, menjadi Rp 45,36 triliun,” imbuhnya.
Adapun, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR) BRI tercatat di angka 26,8 persen, sementara rasio loan-to-deposit ratio (LDR) mencapai 89,2 persen, yang menurut Sunarso, menunjukkan BRI masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih optimal.
“CAR kita 26,8 persen, kemudian likuiditas kita 89,2 persen. Ini menunjukkan bahwa kita masih punya kemampuan untuk tumbuh sepanjang memang demand-nya ada. Jadi kita tumbuh kan butuh modal dulu. Modalnya cukup, lebih dari cukup,” pungkasnya.
Comments