Menu
in , ,

KADIN Pimpin Forum B20 Tarik Investasi ke Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia akan memimpin forum Business of Twenty (B20) yang akan berlangsung 27–28 Januari 2022, sebagai rangkaian dari Presidensi G20 di Bali. Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid optimistis, forum B20 dapat menarik investasi ke Indonesia. Pertemuan B20 juga akan membawa penghasilan dalam bentuk devisa dan diproyeksi bisa meningkatkan konsumsi dalam negeri hingga 119,2 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,69 triliun.

“Pertemuan atau KTT (konferensi tingkat tinggi) ini menjadi ajang global untuk membahas isu-isu penting, krusial, dan prioritas dalam bidang ekonomi dan bisnis serta pemulihan pascapandemi. KADIN Indonesia yakin dan percaya, pemerintah bersama para pemimpin bisnis di negara-negara yang tergabung dalam forum G20 memiliki kemampuan, kredibilitas untuk keluar dari krisis pandemi,” kata Arsjad dalam konferensi pers virtual, yang dikutip Pajak.com(20/1).

Menurut Arsjad, melalui forum B20, KADIN Indonesia dan komunitas bisnis internasional akan membantu pemerintah untuk memformulasikan, merumuskan, merekomendasikan, serta mengadvokasi kebijakan pemulihan ekonomi menjadi policy paper. Adapun forum B20 mengambil tema Kemajuan Inovatif, Inklusif, dan Pertumbuhan Kolaboratif. Tema ini sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia.

“Ada tiga kunci utama dalam tema itu, yakni melanjutkan pemulihan dan pertumbuhan kolaboratif dengan memfasilitasi kerja sama lintas batas untuk bersama-sama pulih lebih kuat. Lalu meningkatkan ekonomi global yang inovatif dengan memanfaatkan potensi kemajuan teknologi dan kreativitas yang pesat serta menempa masa depan yang inklusif dan berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan dan UMKM (usaha mikro kecil menengah), serta melestarikan bumi layak huni,” jelas Arsjad.

KADIN Indonesia juga akan mengaktualisasikan regulasi ke dalam investasi konkrit dengan menggunakan forum B20 ini sebagai partnership platform dunia usaha.

“Forum B20 ini jadi kesempatan kita, sektor swasta dan pemerintah, untuk mendorong kebijakan yang lebih pro investasi demi tercapainya proyek proyek nasional tersebut untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045, Indonesia yang maju, sejahtera dan mandiri seperti yang dicita-citakan oleh Presiden Jokowi,” kata Arsjad.

Ia mengungkap, secara khusus Presiden Joko Widodo meminta forum B20 menekankan tiga isu prioritas, yakni global health architecture, digital transformation, dan energy transition. 

Tiga hal ini pesan presiden saling terkait, karena pengendalian pandemi merupakan kunci utama bagi pemulihan ekonomi dan akselerasinya melalui digitalisasi serta transisi energi baru demi bumi yang lestari dan lingkungan yang sehat. Jadi dapat dikatakan apabila ketiga aspek tersebut dikuasai, maka visi besar Presiden Jokowi dalam membawa bangsa Indonesia menjadi ekonomi terbesar ke-7 dunia pada tahun 2030 akan terwujud,” ungkap Arsjad.

Ia mengatakan, terkait dengan pertumbuhan bisnis yang kolaboratif, Indonesia memiliki proyek bisnis kolaborasi publik swasta yang dapat dijadikan percontohan dan dapat di replikasikan ke negara lain. Misalnya, dalam bidang kesehatan ada aplikasi PeduliLindungi dan Bali Medical Tourism.

“Di bidang digital, ada pembangunan IKN (ibu kota negara) yang melibatkan partisipasi public dan (program) PaDi dan marketplace yang mengangkat UMKM. Sementara di bidang transisi energi, kita memiliki PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) Terapung Cirata yang full menggunakan solar panel dan terbesar di Asia Tenggara,” kata Arsjad.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Wakil Ketua Umum III KADIN Indonesia yang juga Ketua Penyelenggara B20 Shinta W Kamdani mengatakan, forum B20 ini juga membuat Indonesia berkesempatan mendapatkan kepercayaan dari komunitas global dan menumbuhkan pusat investasi di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang bisa menjadi tuan rumah G20.

“Terpilihnya Indonesia sebagai presidensi juga menunjukkan kepada dunia bahwa kondisi ekonomi Indonesia sudah keluar dari resesi dan investor bisa menanamkan modalnya di Indonesia. Kita juga mampu menjadi menjadi pemimpin Asia dalam mengatasi pemulihan ekonomi yang tidak merata, terutama terkait dengan kapasitas penanganan ancaman kesehatan seperti pandemi dan mendorong langkah penguatan sistem kesehatan global yang transparan dan inklusif,” kata Shinta.

Dengan demikian, menurutnya, forum B20 merupakan momentum besar bagi Indonesia untuk mempromosikan diri sebagai negara tujuan investasi yang sangat menarik.

“Kita bisa memperlihatkan bagaimana Indonesia sangat serius dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan ramah bagi investor. Salah satunya melalui reformasi struktural kebijakan di bidang regulasi atau hukum dengan menghadirkan Undang-Undang Cipta Kerja yang memangkas persoalan birokrasi, korupsi, mempercepat pengurusan izin bisnis dan memberikan kemudahan-kemudahan lain bagi investor,” ungkap Shinta.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version